“Sibuk Menjadi Prioritas”
Lukas 10:38-42
Oleh: Ev. Lily Efferin
KOMUNITAS YANG MENGUBAH HIDUP
Pendahuluan.
Kristus mati untuk memungkinkan perubahan hidup terjadi. Apa yang seharusnya menjadi fokus prioritas kesibukan hidup kita sebagai umat tebusanNya?. Prioritas hidup orang percaya dalam keseharian haruslah makin sesuai dengan panggilan hidup sebagai orang percaya yang sudah ditebus oleh Tuhan, seperti nasihat Rasul Paulus dalam Roma 12:1-2 dan Kolose 3:8-11. Seharusnya kita sibuk membangun hidup sebagai anggota komunitas keluarga Allah yang mempraktekkan nilai-nilai hidup baru.
“Perselingkuhan Rohani”
Amos 4:6-13
Oleh : Bpk. Joy Manik
Kitab Amos ditulis untuk menegur bangsa Israel yang meletakkan kepercayaan diri mereka pada tempat yang salah. Status sebagai keturunan Yakub, ibadah eksternal yang masih berlangsung dan kesuksesan dalam segala hal telah membuat mereka merasa aman. Mereka tidak percaya bahwa malapetaka akan didatangkan oleh TUHAN atas mereka. Hari TUHAN menurut mereka adalah hari kemenangan, padahal hari itu justru menjadi kekelaman bagi mereka (5:18, 20).
“Mengabaikan Makanan Rohani”
Matius 4:1-4, Markus 1:35-39
Oleh : Pdt. Hadyan Tanwikara
Apa yang Anda akan lakukan jika Anda masuk restoran dan disodori daftar menu? Banyak orang melupakan untuk bertanya “Apa yang spesial di restoran tersebut?” Mengikut Tuhan juga seringkali kita mengabaikan menu spesial yang seharusnya kita tanyakan pada Tuhan. Menikmati menu spesial dari Tuhan mesti kita temukan dari firman dan waktu doa-doa kita dan kita nikmati sehingga kita mengalami pertumbuhan rohani kearah Kristus.
"Melangkah Tanpa Arah”
Pengkhotbah 1:1-7; 3:10-11
Bpk. Sigit Purbandoro
Saat seseorang berpendapat hidup adalah kesia-siaan, dia kehilangan arah; mengalami kejenuhan dan kebosanan hidup, hidup mengikuti kehendak sendiri, dan lainnya. Hal tersebut berakibat banyak yang terjerumus ke hidup serba bebas, bunuh diri dan terlibat narkoba, utamakan keduniawian, abaikan ketentuan Tuhan, dan lainnya. Juga mudah dipengaruhi faham-faham yang dianggap bisa mengatasi persoalan hidup padahal banyak faham yang tidak sesuai dengan jalan Tuhan dan iman.
“Hidup Tanpa Arah”
Pengkhotbah 1:8-18; 12:1,13
Oleh : Bpk. Alexander Kanesa
Hidup tanpa arah artinya "Hidup Tanpa Pedoman Hidup" dan pedoman hidup yang dimaksudkan adalah takut akan Allah dan ketaatan kepada Firman Allah. Hidup tanpa arah menghasilkan suatu "Kehidupan Yang Sia-sia", yang digambarkan oleh Pengkhotbah seperti: sesuatu yang menjemukan (1:8-11), sesuatu yang melelahkan (1:13), usaha menjaring angin (1:14,16-17), kehidupan tanpa harapan (1:15) dan penuh kesusahan dan kesedihan (1:18).
We have 146 guests and no members online