“Tersandera Oleh Diri Sendiri”
Pengkotbah 2:3-11
Pdt. Robby Chandra
Dunia kini mengajarkan bahwa orang sukses adalah orang yang mendapatkan banyak hal dan memiliki kelimpahan serta dapat menikmatinya. Seringkali orang Kristen tidak berbeda dari orang lain dalam keinginan dan kebutuhan yang tak habis-habisnya bahkan tersandera oleh hal itu karena dorongan tadi dan tidak berubah sehingga kentara berbeda. Mengapa? Kitab Pengkotbah pasal 2 ayat 2-11 menjawab hal ini.
Ada tiga kata kunci bacaan ini :
1. Pengkotbah adalah seorang yang bekerja dan berprestasi
2. Ia mendapatkan banyak, memiliki dan bisa mengumpulkan
3. Ia juga mampu menikmati apa yang ia dapatkan dan dari hidup.
Sebenarnya ia adalah seorang yang mengagumkan, karena tidak banyak orang yang bekerja keras dan berhasil. Tidak banyak diantaranya juga yang dapat mengumpulkan banyak. Bahkan lebih sedikit yang dapat mengumpulkan dan masih mampu menikmatinya.
Sang pengkotbah mendapatkan semuanya sehingga ia patut berbahagia. Lebih dari berprestasi dan mengagumkan, Sang Pengkotbah juga meneliti atau merenungkan apa yang ia dapatkan dan lakukan. Ia sungguh seorang yang bijaksana, tidak ditenggelamkan oleh kerja dan karya saja, karena ia masih dapat mengambil jarak dan merenung. Hasil perenungannya sangat tajam. “Segala sesuatu adalah sia-sia.” Istilah
ini muncul 38 kali di kitab Pengkotbah. Itulah kesimpulan Pengkhotbah setelah ia mengeksplorasi berbagai cara yang ditempuh manusia untuk memuaskan hatinya dan menemukan makna hidupnya di dunia ini.
Apa arti sia-sia? Asal katanya adalah bagaikan uap (sesuatu yang sementara, melayang saja) Sia-sia artinya tidak lagi bermakna, tidak lagi memuaskan, tidak memenuhi mampu mengenyangkan dan memenuhi kebutuhan utama. Jadi sebenarnya, Pengkotbah 2 ini menunjukkan bahwa bila seseorang mendapatkan semua yang dikejarnya dan bahkan dapat menikmatinya, adalah sia-sia kalau semua hal memang
hanya untuk diri sendiri. Semua bahkan jadi sandera bagi diri sendiri.
Memang isi bacaan ini seakan sinis dalam memandang hidup dan buram. Namun, kitab ini sebenarnya menyiapkan diri kita untuk menyadari kekosongan kita dan membuat kita mencari dan mendapatkan apa yang paling berharga yaitu Kristus serta tidak membiarkan kerja keras dan prestasi serta kenikmatan menyandera diri.
Apakah arti hidup dalam Kristus dan menikmatinya?
Apakah arti hidup sebagai orang Kristen? :
- Pertama, kita dipanggil untuk berubah menjadi serupa dengan gambaran Kristus (Roma 8:29) yaitu hidup menjadi inspirasi serta menikmati kedekatan dengan Allah sehingga menikmati kepenuhan dalamnya dan kebebasan.
- Kedua, kita dapat menikmati hidup menjadi saksi Allah yang semakin kenal (Yesaya43:10).
- Ketiga, kita dapat menikmati hidup sebagai yang mulia. “Mulai berarti kentara” (Yesaya 43:7).
- Keempat, kita dapat merasa puas atau kenyang di depan Tuhan.
- Kelima, kita dapat menikmati perasaaan syukur. Mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan, yang akan diberikan-Nya, yang sedang kita minta dan bahkan mensyukuri apa yang tidak akan kita dapatkan.
Akhirnya, kita dapat hidup menikmati saat dibuat terpesona karena kebaikan-Nya.
=RC=