“Mengabaikan Makanan Rohani”
Matius 4:1-4, Markus 1:35-39
Oleh : Pdt. Hadyan Tanwikara
Apa yang Anda akan lakukan jika Anda masuk restoran dan disodori daftar menu? Banyak orang melupakan untuk bertanya “Apa yang spesial di restoran tersebut?” Mengikut Tuhan juga seringkali kita mengabaikan menu spesial yang seharusnya kita tanyakan pada Tuhan. Menikmati menu spesial dari Tuhan mesti kita temukan dari firman dan waktu doa-doa kita dan kita nikmati sehingga kita mengalami pertumbuhan rohani kearah Kristus.
Pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun mengajar kepada kita bagaimana Yesus taat pada Allah. Dalam kebutuhan yang sangat mendesak akan roti setelah puasa 40 hari dan 40 malam, Yesus Kristus tetap menempatkan ketaatan pada Allah dan firman-Nya. Firman yang menjadi jawaban Tuhan Yesus dalam pencobaan ini mengatakan "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Firman ini diambil dari Ulangan 8:3. Teks Ulangan 8, mengatakan bahwa Allah mengajar kerendahan hati umatNya untuk melihat pemberian yang sungguh baik, yang datangnya dari Tuhan saja. Bahkan dikatakan bahwa “manna” adalah makanan yg tidak pernah dikenal oleh nenek moyang mereka sebelumnya. Manna menjadi makanan yang sesungguhnya tidak hanya dinikmati secara jasmani, tetapi juga dinikmati sebagai makanan rohani karena Tuhan yang berikan secara khusus pada umat-Nya. “Manna” menjadi makanan jasmani yang mengajarkan umat akan pentingnya firman Allah yang menguatkan dan menjadi pengharapan yang tidak mengecewakan. Manna tidak hanya diberikan oleh Allah kepada umat dalam kurun waktu sehari, atau sebulan, tetapi selama 40 tahun di padang gurun Allah tetap memelihara hidup umat-Nya . Firman Tuhan seperti mana seharusnya tidak hanya kita nikmati di hari minggu tetapi sepanjang waktu hidup kita.
Banyak orang meminta sesuatu dalam hidup ini bukan dalam rangka ketaatan pada Allah dan firmanNya, tetapi hanya sekedar bicara kebutuhan. Bicara kebutuhan itu tidaklah salah. Tetapi bicara kebutuhan hidup tanpa ketaatan pada Allah dan firmanNya adalah gambaran orang-orang yang mengabaikan makanan rohani dalam hidupnya; mengabaikan firman Tuhan sebagai makanan rohani berarti sama dengan mengabaikan Allah. Yesus dalam kebutuhan yang mendesak akan roti, tetap mau taat pada Allah dan firmanNya. Hari ini ada banyak orang mengikut Yesus hanya karena berkat, bukan mengikut Yesus dalam ketaatan sebagai murid Kristus.
Teks Markus 1:35-39, mengajak kita untuk melihat bahwa Tuhan Yesus tidak tertarik dengan banyak orang yang hanya mengikut Yesus karena kesembuhan dan berkat. Yesus datang bukan untuk jadi dukun popular dalam pengobatan orang sakit, tetapi untuk memberitakan Injil keselamatan. Popularitas Yesus membuat orang ikut DIA hanya karena kebutuhan sesaat. Bukan pada kebutuhan yang lebih prinsip yaitu hidup bagi Tuhan. Kebutuhan mereka hanya berhenti pada kebutuhan-kebutuhan saat ini.
Bukan dalam rangka ketaatan yang lebih sungguh. Yesus menghindari orang-orang yang semacam ini. Kyle Idleman katakan “ Yesus bukan cari seorang penggemar tetapi seorang pengikut”. Penggemar dan pengikut punya aksesoris yang sama; putar lagu rohani di mobil, pakai salib, punya Alkitab tapi tidak dibaca, ke gereja, radio Kristen, stiker Kristen, bersin berucap “God bless you”.
Ketaatan Yesus Kristus dalam doa dan pekabaran Injil menjadi gambaran bagaimana Yesus tidak tertarik dengan popularitas. Tempat Doa Yesus bukan tempat yang popular, sehingga para murid harus mencari dan akhirnya menemukan tempat itu. Bukan di tempat ramai Yesus akan tampil tetapi hidup dihadapan BapaNya dalam ketaatan. Para murid tahu Yesus pasti berdoa, tetapi dimana Dia berdoa tak seorangpun perlu tahu. Hanya Dia dan Bapa.
Ketaatan Yesus Kristus bicara kesungguhan hidup dihadapan Tuhan, bukan apa yang orang katakan tentang Dia. Orang yang mengabaikan firman dan doa dalam hidup pribadinya adalah orang yang mengabaikan makanan rohani. Tanpa makanan rohani hidup kekristenan kita adalah kehidupan yang sedang sakit.
=HT=
