Ringkasan Kotbah

Menyepelekan Anugerah
1 Korintus 10:1-12
Pdt. Stefanus Theophilus

Kisah Raja Salomo adalah kisah yang luar biasa. Ketika ia menjadi Raja menggantikan ayahnya Daud, maka Salomo diberikan sebuah kesempatan untuk meminta kepada Tuhan Allah. Dan dalam permohonannya itu, Salomo tidak meminta umur panjang, kekayaan, dan juga nyawa dari musuh-musuhnya. Mengapa demikian? karena Salomo tidak mau hidup bagi dirinya sendiri.

Awalnya Salomo demikian tulus dalam melayani Tuhan. Umur panjang adalah simbol orang yang diberkati Tuhan. Banyak orang merasa umur panjang akan dapat menikmati hidup. Tapi tentu umur panjang ingin dinikmati dengan kesenangan bukan dengan penderitaan. Tapi Salomo tahu akan hal itu. Ia tidak mau hanya sekedar menyenangkan dirinya sendiri demikian pula dengan kekayaan. Sebagai seorang Raja tentu dia punya banyak kesempatan untuk menimbun harta. Entah itu dengan menerima upeti atau cara lainnya. Dan jika ia mendapatkan umur panjang dan harta maka sudah dapat dipastikan hidupnya nikmat. Apalagi jika musuh-musuhnya sudah dapat dia taklukan, maka sempurnalah semua yang diidam-idamkan oleh semua orang. Tapi awalnya Salomo tidak menginginkan itu. Ia hanya meminta hikmat. Mengapa? Karena awalnya ia ingin hidup berkenan bagi Allah dan menyenangkan rakyatnya.

Namun seiring dengan waktu, Tuhan beranugerah kepada Salomo. Ia diberkati bahkan hingga tidak seorangpun seperti dia sebelum dan setelahnya. Akhirnya Salomo jatuh ke dalam dosa. Ia terjebak dengan segala anugerah yang Tuhan berikan. Ia merasa mampu dan layak menerima segala yang ia miliki. Salomo kemudian mengambil alih hak Allah yaitu kemuliaan dan hormat dengan mengangkat dirinya sendiri sebagai Tuhan. Salomo tidak lagi mengindahkan Allah. Ia menyepelekan anugerah Allah dan hidup memuaskan dirinya sendiri.

Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa setiap waktu kita harus terus menyadari siapa diri kita dihadapan Allah. Kita hanya manusia ciptaan yang tidak lebih dari sebuah debu. Jika kita ditebus oleh darah Yesus dan bahkan diberikan banyak anugerah kekayaan, kecakapan, atau talenta dan lain halnya, maka sudah selayaknya kita berkata bahwa semuanya itu hanyalah anugerah Tuhan bukan karena saya layak dan mampu memperolehnya.

=JM=

Menu Utama

Sedang Online

We have 39 guests and no members online