Ringkasan Kotbah

Tuhan Mencariku
Lukas 19:1-10
Oleh: Pdt. Sutrisno

Pernahkah kita melihat apa yang dilakukan oleh seorang pekerja tambang? Sungguh luar biasa! Mereka berani mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan barang-barang tersebut. Namun siapakah kita sehingga Tuhan mencari kita.
Kisah Zakheus menarik untuk kita renungkan. Kalau kita melihat narasi yang ada dalam Injil Lukas, kita melihat bagaimana Zakheus ingin melihat Yesus. Sedemikian inginnya dia melihat Yesus sampai dia memanjat pohon Ara. Namun apakah karena Yesus sedemikian berharga? Ternyata bukan karena Yesus sedemikian berharga bagi Zakheus melainkan hanya ingin memuaskan hasrat ingin tahunya saja. Memang benar dia berusaha keras untuk melihat Yesus namun sentralnya bukan Yesus tetapi dirinya sendiri, memuaskan hasrat. Namun perhatikan respon Yesus terhadap Zakheus. Yesus meresponinya dengan luar biasa. Mengapa karena Zakheus adalah orang yang berharga. Memang benar pekerjaannya merugikan orang lain namun pada dirinya Tuhan Yesus melihat Zakhues sebagai makhluk yang mulia dan berharga. Dan itulah juga halnya dengan kita dihadapan Tuhan Yesus. Kita adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga dan sekaligus juga dicintainya. Itulah sebabnya Tuhan menganugerahkan kita Tuhan Yesus untuk menebus dan menyelamatkan kita (bandingkan Yohanes 3:16).

Perjumpaan Zakheus dengan Tuhan yang sangat indah itu ternyata mendatang perubahan total dalam diri Zakheus. Kalau selama ini dirinya menjadi sentral, maka sekarang dia keluar dari gaya hidupnya tersebut. Sentralnya bukan lagi dirinya melainkan Tuhan, sehingga oleh karena itu dia bisa berbagi hidup dengan sesamanya. Inilah sesungguhnya ciri khas orang beriman. Kita selama ini menyebut diri sebagai murid Tuhan Yesus, namun sesungguhnya siapakah sentral dalam kehidupan kita? Benarkah Tuhan yang menjadi sentral ataukah masih diri kita. Kalau selama ini sentral kita adalah diri sendiri, maka apakah bedanya dengan Zakheus sebelum berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sebagai orang percaya sentral kita adalah Tuhan Yesus dan bukan aku lagi. Bukankah itu juga yang telah disaksikan oleh Paulus dalam Galatia 2:20a: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Amin.

- S –

Menu Utama

Sedang Online

We have 376 guests and no members online