Tema: “Kemuliaan Kristus Memberi Harapan Di Masa-Masa Kelam”
Lukas 9:22-36
Oleh: Pdt. Florida Rambu Bangi Roni
Kemuliaan Kristus menghadirkan pengharapan di tengah masa kelam. Lukas 9 22-36. Berani hidup sama dengan berani menerima keadaan yang di luar kendali yaitu pergumulan demi pergumulan, tantangan demi tantangan, yang terkadang datangnya bukan silih berganti, tetapi bersamaan.
Karena itu kita perlu belajar empat hal dari Tuhan Yesus, agar tidak kehilangan pengharapan di masa kelam.
1. Anak manusia.
Sadar bahwa kita ini hanya anak manusia, maka kita sangat bisa mengalami berbagai macam hal yang tak kita kehendaki. Kita bisa sakit, gagal, rugi, dan kena berbagai macam persoalan. Tuhan Yesus pun demikian, Ia mengajar kepada para murid, "Anak Manusia akan mengalami berbagai macam penderitaan". Sebuah kesadaran bahwa penderitaan adalah bagian dari perjalanan kehidupan manusia, karena itu Ia pun berkata kalau mau mengikut Dia, maka harus memikul salib setiap hari.
2. Bukan tragedi.
Berada di titik kelam yang tak menentu kapan berakhir, maka seringkali kita tergoda untuk meratapi bahkan mengutuk hidup kita, dan menamai semua pergumulan itu sebagai tragedi. Kita lupa bahwa Tuhan tidak pernah merancang tragedi, yang Ia rancang adalah kebaikan. Ketika Yesus menyampaikan waktunya akan tiba Ia akan menderita, ditolak, dibunuh, Ia menutup berita itu dengan bangkit pada hari ketiga. Artinya bahwa penderitaan bahkan kematian, bukanlah suatu tragedi, tapi bagian dari penyempurnaan karya Allah atas dunia ini. Hidup kita pun demikian, titik kelam itu bukan tragedi, tapi bagian dari cara Allah menyempurnakan rancanganNya atas hidup kita, Ia yang telah memulai, Ia juga yang akan menyelesaikan bagi kita.
3. Doa
Kisah transfigurasi Tuhan Yesus dalam injil Lukas menjadi menarik, karena hanya Lukas yang menyebut Yesus naik ke gunung untuk berdoa, pada saat Ia berdoa, rupa wajah-Nya berubah. Persoalan hidup tak bisa dihindari, namun kita masih bisa tetap kuat menghadapinya ketika kita terus terhubung dengan Allah lewat doa, karena dalam doa kita diubahkan; lemah menjadi kuat, duka menjadi suka, putus asa menjadi berpengharapan, kuatir menjadi percaya.
4. Dengarkanlah Dia.
Setiap hari kita diperhadapkan dengan berbagai macam informasi, yang tanpa kita sadari telah menambah rasa takut dan kuatir akan masa depan. Rasa kuatir itu muncul karena semua informasi itu dibiarkan mengendap di hati, kita lupa seharusnya hati kita menjadi tempat yang subur untuk firman Tuhan. Minggu transfigurasi mengajak kita untuk berubah, untuk memilih mendengarkan perkataan Tuhan, dan taat pada suara-Nya. Karena hanya Tuhan yang mampu mengubah masa kelam menjadi masa terang, masa tuai penat menjadi tuai berkat. Amin
Tuhan memberkati
=FRBR=