Tema: “Diciptakan Untuk Berelasi Dengan Sesama”
Kejadian 2:18-23; 1 Yohanes 4:7-11
Oleh: Pdt. Ezra Rinaldi
Diciptakan Untuk Berelasi Dengan Sesama
Tuhan menciptakan manusia tidak sendiri. Tuhan menciptakan manusia yang lain. Oleh karena itu, relasi dengan sesama manusia adalah bagian hidup manusia. Namun demikian, dalam kenyataan kita menjumpai ada banyak relasi di antara sesama manusia yang retak ataupun rusak.
Penyebab Relasi Menjadi Rusak
Pada umumnya manusia menghendaki agar relasi dengan sesamanya terjaga dengan baik. Dan, Tuhan pun menginginkan agar relasi manusia dengan sesamanya tetap baik. Untuk menjaga agar relasi tetap baik, pertanyaan yang perlu diajukan adalah: “Apakah yang menyebabkan relasi manusia menjadi rusak?” Dengan mengetahui penyebab rusaknya relasi, kita dapat mencari obat yang dapat memulihkannya.
Melalui teks bacaan hari ini, kita dapat menemukan 2 penyebab rusaknya relasi, yaitu:
1. Ketika Manusia Tidak “Waras”: Tidak Dapat Mengenali Sesamanya
Melalui Kejadian 2:18-23, kita dapat menemukan bahwa manusia (dalam hal ini Adam) diciptakan Allah dengan kemampuan untuk mengenali siapa sesamanya.
Menarik untuk memperhatikan ayat 19 karena setelah Allah berkata bahwa "Tidak baik jika manusia itu sendirian saja; Aku akan menjadikan seorang penolong yang sepadan dengannya“, Allah tidak langsung menciptakan manusia. Allah justru menciptakan binatang-binatang dan kemudian ditunjukkan kepada manusia. Dan Alkitab mencatat bahwa manusia tidak menemukan penolong yang sepadan dengan dia (ay. 20). Namun, ketika Allah menciptakan perempuan dan membawanya kepada manusia (Adam), maka manusia dapat dengan seketika mengenali bahwa perempuan itu adalah sesamanya sehingga manusia (Adam) dapat berkata, “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.”
Perlakuan kita kepada sesama menunjukkan pengenalan kita akan sesama kita. Relasi menjadi rusak ketika manusia tidak dapat mengenali siapa sesamanya. Sebagai perenungan, bagaimana Saudara mengenali sesama Saudara?
2. Ketika Manusia Tidak “Waras”: Tidak Mengasihi
Melalui surat 1 Yohanes kita menjumpai bahwa sebagai anak-anak Allah, kodrat kita adalah mengasihi. 1 Yohanes 4:7 dengan sederhana dan lugas menuliskan, “Saudara-saudaraku yang kukasihi, marilah kita saling mengasihi karena kasih berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah”.
Manusia secara kodrati seharusnya mengasihi, tetapi manusia terkadang bisa tidak mengasihi sesamanya. Ketika kita tidak mengasihi, maka relasi dengan sesama menjadi rusak.
Melalui bacaan dari 1 Yohanes kita menemukan 2 pemberian Allah agar manusia saling mengasihi, yaitu:
a. Model
Manusia bisa tidak mengasihi karena kehilangan atau tidak memiliki model atau teladan. Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk saling mengasihi. Ia memberikan model kasih, yaitu dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal sebagai kurban pendamaian atas manusia yang tidak mengasihi-Nya.
Sebagai penerapan, mari memiliki standar kasih seperti yang dimodelkan oleh Tuhan Yesus.
b. Modal
Manusia bisa tidak mengasihi karena merasa tidak mampu untuk mengasihi. Namun Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk saling mengasihi. Ia memberikan kepada kita modal agar kita dapat saling mengasihi. Ia memberikan kita Roh Kudusnya. Oleh karena itu, ketika kita merasa sulit untuk mengasihi, mari minta kepada Tuhan yang memberikan kita modal kasih.
Kesimpulan:
Relasi manusia bisa rusak ketika manusia tidak “waras”, yaitu ketika manusia tidak mengenali dan tidak mengasihi sesamanya. Namun Allah melalui Tuhan Yesus memberikan kepada manusia model dan modal untuk mengasihi. Mari saling mengasihi. Amin.
=ER=