“Aku Hendak Mengingat Perbuatan-Perbuatan Tuhan”
Mazmur 77
Pdt. Sandi Nugroho
Mazmur 77 adalah sebuah ungkapan personal seorang pemazmur terhadap keadaan bangsa Israel. Namun kemudian ungkapan personal tersebut diterima menjadi ungkapan bersama. Mazmur ini bisa mewakili pergumulan umat Israel.
Adapun Mazmur 77 dibagi menjadi bagian:
1. Bagian pertama : Potret Instrinsik {ay. 2-4}
Memaparkan tentang kondisi pergulatan batin pemazmur. Di ayat 2 tersebut kita bisa melihat 4 hal: perasaan sia-sia, keengganan, kontradiksi dalam hati dan penjauhan.
2. Bagian kedua : Potret Ekstrinsik {ay. 5-10}
Memperlihatkan tentang kondisi yang kelihatan mengikuti potret intrinsik di atas. Pemazmur memaparkan 4 gambaran riil dari seseorang yang mengalami penderitaan batin: tidak bisa tidur, sulit mengungkapkan hatinya dengan kata-kata, pikiran terus berkelana bahkan sering jadi liar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hidup juga Tuhan. Dia mengajukan 3 pertanyaan tentang Tuhan dan kepada Tuhan berturut di ayat 8-10. Melalui pertanyaan-pertanyaan ini dia merasa Tuhan menolak dirinya, Tuhan tidak mau berkata-kata dan Tuhan menahan kasihNya untuk dirinya.
3. Bagian ketiga : Pengertian berdasarkan kesadaran {ay. 11}
Ayat ini menjadi kunci dari titik balik pemazmur. Terjemahan yang lebih pas adalah “hatiku tertikam maka tangan kanan Yang Mahatinggi tampak berubah”. Melalui ayat ini pemazmur sadar bahwa pandangannya yang keliru karena hatinya yang tertikam. Ia sadar bahwa hati yang tertikam bisa mempengaruhi cara pandangannya bahkan keyakinannya. Kesadaran ini sangat penting karena tanpa kesadaran ini maka tidak ada langkah pemulihan.
4. Bagian keempat dan kelima : Mengingat Allah dan karyaNya {ay. 12-21}
Setelah pemazmur memulai langkah pemulihan dengan kesadaran, ia melanjutkan di bagian keempat dan kelima dengan langkah-langkah berikut:
• Mengingat {melihat catatan}. Pemazmur tahu betapa pentingnya melihat catatan Tuhan yaitu perbuatan-perbuatan Allah di masa yang sebelumnya. Catatan ini meneguhkan hatinya bahwa Allah itu tetap sama, tidak berubah. Ia Allah yang berkuasa dulu dan sekarang. Dia berkuasa di sana dan di sini.
• Mengaku {statement of faith}. Dalam ayat 15 dan 21 ada kata “Engkau” yang bagi pemazmur bertujuan untuk mengungkapkan Pengakuan Imannya kepada Tuhan. Pengakuan ini sangatlah penting untuk memulihkan iman dan keyakinannya pada Tuhan. Pengakuan merupakan kesediaan secara verbal untuk menerima TUhan sebagai Tuhan dan menerima segala rancanganNya.
• Mensyukuri. Beberapa kalimat mengungkapkan hati pemazmur yang bersyukur atas kehadiran Allah dalam hidupnya.
• Mempersaksikan. Selain ketiga hal di atas yang membuat pemazmur mulai mengalami pemulihan yang sejati adalah saat ia juga mempersaksikan pengalamannya ini. Ini makin memperteguh imannya dan ia rindu agar pengalamannya ini menjadi sebuah pembelajaran bagi umat yang lain.
Hal yang kita bisa ingat dan pelajari:
Mari kita belajar untuk memahami pergumulan pemazmur. Kita juga bisa belajar dari pengalamannya ini bagaimana memulihkan hati yang menderita.
• Simaklah : potret batinmu secara intrinsik dan ekstrinsik saat ini.
• Sadarilah : kondisi hati bisa menentukan keyakinan. Terimalah kenyataan tentang kondisi hati dan hidupmu.
• Ingatlah : lihat catatanNya, kembali pada sumber, jangan kembali para perasaan/ pikiran.
=SN=