Tema : “Belajar Dari Jemaat Di Efesus Jangan Meninggalkan Kasih Yang Semula”
Wahyu 2:1-7
Oleh: Pdt. Sandi Nugroho
Allah Mengevaluasi Hubungan
Setiap hubungan memang perlu dievaluasi. Dalam bagian ini Allah sedang mengevaluasi relasi dengan jemaat di Efesus dengan diriNya. Allah memuji hal-hal yang baik (ay. 2-3), tapi Allah juga mencela apa yang tidak berkenan dihadapanNya (ay. 4).
Allah memberi evaluasi ini karena tentu Dia mengasihi umatNya agar umatNya menyadari sesuatu yang mungkin tidak disadari yang membuat mereka tidak bertumbuh.
Meninggalkan Kasih Yang Semula
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula (ay.4)”.
Kasih yang semula adalah kasih diawal relasi untuk terikat dengan Yesus yang karena kasih itu seseorang rela meninggalkan ikatan dosa dan kehidupan lamanya. Kata “meninggalkan” berarti secara aktif menjauhi sesuatu dan mendekatkan pada sesuatu yang lain.
Jadi jemaat Efesus diawalnya meninggalkan dosa dan kehidupan lama, kini seakan-akan dalam proses kembali pada ikatan yang lama (dosa-kehidupan lama). Ini dipicu oleh budaya di sekitar jemaat Efesus yang sangat kuat pengaruhnya menarik mereka kembali pada kehidupan yang lama.
Hal ini bisa terjadi juga pada murid-murid Kristus saat ini, mungkin diawal hubungan kita bisa meninggalkan kehidupan lama kita demi Kristus, tapi dengan berjalannya waktu hubungan kita juga kehilangan kasih yang semula karena pengaruh budaya-lingkungan sehingga kita kembali pada kehidupan lama kita.
Panggilan Untuk Bertobat
Allah melalui Yohanes mengingatkan jemaat di Efesus untuk segera sadar dan melakukan sesuatu untuk mengatasi kondisi ini. Allah juga pasti mengingatkan kita agar kita waspada dan sadar tentang kondisi saat ini.
• Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! (New King James: Remember therefore from where you are fallen). Dari titik mana kita jatuh dan meninggalkan kasih yang semula. Mungkinkah karena ada yang sudah menggantikan posisi Allah dalam hidup Saudara? Mungkinkah ada kekuatiran hidup melebihi kebergantungan pada Allah? Ataukah ada berkat Allah yang pada hidup kita yang membuat kita asyik sehingga kita melupakan sumber berkat, yaitu Allah? Atau adakah hubungan dengan hobi atau kebiasaan tertentu yang membuat kita jauh dari Tuhan?
• Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Kita dipanggil untuk berbalik kembali pada Tuhan dengan melakukan yang dulu pernah kita lakukan saat kita pertama kali mengalami kasih semula itu. Mungkin saudara perlu kembali lagi melakukan hal yang sederhana yaitu membaca Alkitab lagi secara rutin, atau saudara perlu ikut sebuah retreat atau penyegaran rohani yang membuat saudara ingat akan komitmen-komitmen anda. Atau punya lebih banyak waktu untuk membangun kehangatan dalam keluarga, atau juga melakukan proyek sederhana seperti mengampuni seseorang, memberi persembahan dll. Mari kita lakukan ini, sebelum “Kaki Dian” itu diambil oleh Tuhan. Maksudnya, Tuhan bisa mengambil dan memindahkan segala fasilitas penunjang agar kita bertumbuh kalau kita tidak bertobat atau dengan kata lain Allah bisa saja membiarkan kita hidup dalam kekerasan hati kita jika kita tidak mau bertobat.
Tuhan memang penuh kasih, Dia mengevaluasi kita tapi tentu dengan tujuan agar hidup kita mengalami kasihNya yang sejati.
=SN=