Tema "BELAJAR DARI JEMAAT DI SMIRNA - MEMELIHARA IMAN KETIKA DI BAWAH TEKANAN”
Wahyu 2:8-11
Ps. Tony Yeo
BAGAIMANA MEMBERIKAN RESPON KETIKA DI BAWAH TEKANAN?
Apa yang kita perbuat ketika kita di bawah tekanan? Banyak orang Kristen merasa kalah, putus asa, dan menyerah. Nampaknya, ini bukanlah sikap seperti yang Tuhan inginkan. Tuhan hendak mengajarkan sesuatu melalui firman-Nya kepada jemaat di Smirna.
LATAR BELAKANG:
Jemaat di Smirna adalah contoh yang sangat baik tentang memelihara iman, bukan hanya ketika di bawah tekanan, tetapi ketika di bawah tekanan yang sangat berat. Nama “Smirna” berarti “pahit” dan terkait dengan kata “mur” (damar yang harum baunya dan berasa pahit). Kota ini terkenal sebagai “mahkota dan bunga Asia”.
a. Karena telah membangun kuil sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Tiberius, Smirna menjadi pusat penyembahan kepada Kaisar. Pada pemerintahan Kaisar Domitianus, penyembahan kepada Kaisar menjadi sebuah kewajiban dengan ancaman hukuman mati bagi setiap warga Roma.
b. Setiap tahun, seorang warga Roma harus membakar dupa bagi Kaisar dan berkata, “Kaisar adalah Tuhan”. Ini adalah ekspresi kesetiaan politik ketimbang sebuah ibadah. Namun demikian, kebanyakan orang Kristen menolak hal ini. Mungkin, hidup sebagai orang Kristen di kota yang begitu giat dalam penyembahan kepada Kaisar ini, adalah hidup yang paling berbahaya di banding tempat yang lainnya.
c. Saat ini, Smirna dikenal sebagai Izmir, kota ketiga terbesar di Turki.
2 (DUA) KEBENARAN TENTANG BAGAIMANA MEMELIHARA IMAN KETIKA DI BAWAH TEKANAN
Kita akan mendalami dua pernyataan yang dapat memelihara iman kita ketika di bawah tekanan.
1. Iman Yang Tidak Teruji Tidak Dapat Dipercayai: Beranilah! (ay.8-10a)
Jemaat di Smirna mengalami tekanan yang berat, yaitu penganiayaan. Dituliskan, “Aku tahu kesusahanmu…” (2:9). “Kesusahan” (Yun: thlipsis) yang dimaksud di sini adalah kesusahan yang timbul karena Kerajaan Allah dan bukan karena kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan sendiri. Tekanan muncul ketika Kerajaan Allah berhadapan dengan Kerajaan manusia, ketika Kerajaan Terang berhadapan dengan Kerajaan Gelap, ketika keadilan berhadapan dengan ketidakadilan, ketika kedok berhala dibuka, ketika manusia diperhadapkan pada panggilan pertobatan, ketika terjadi pertentangan nilai. Pertanyaannya, apa yang Saudara harap untuk dikatakan Tuhan Yesus ketika orang Kristen di bawah tekanan? Apakah, “Orang Kristen, Aku tahu akan tekanan yang kau alami. Aku akan mengangkat tekanan itu dan menjauhkannya darimu. Murid-murid-Ku tidak seharusnya mengalami kesulitan, bahaya, ataupun maut. Engkau seharusnya dilindungi dari semua tekanan yang diberikan oleh dunia yang memberontak dan menuju kematian ini.”?
Dituliskan, “Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai…” (Wah 2:10a) (ed.: berdasarkan konteks, terjemahan yang lebih baik dari kata “dicobai” (Yun: peiradzo) adalah “diuji”). Ujian akan membawa pada keadaan yang lebih buruk sebelum keadaan jadi lebih baik. Ujian dapat berbentuk:
• Ujian politik: Jemaat di Smirna mengalami ujian politik karena mereka diperhadapkan dengan tekanan politik yang disertai kekerasan untuk mengakui bahwa, “Kaisar adalah Allah”. Sementara itu, pada sisi yang lain, orang Kristen di Smirna tidak mau mengakui hal tersebut.
• Ujian Sosial: Smirna adalah kota yang kaya. Tidak sepatutnya seseorang menjadi miskin di sana. Namun, pada kenyataannya, orang-orang Kristen di sana miskin. Mengapa? Karena orang-orang Kristen di sana tidak menyerah kepada tekanan yang membuat mereka menjadi sama seperti orang-orang bukan Kristen di kota tersebut. Dalam bisnisnya, orang Kristen melakukannya dengan cara-cara Kristiani. Oleh karena itu, mereka yang tidak suka dengan cara tersebut, tidak mau berbisnis dengan orang Kristen. Orang-orang Kristen pada masa tersebut dibenci dan diboikot. Toko-toko mereka dirampas dan rumah-rumah mereka diambil-alih. Mereka tidak diterima sebagai karyawan. Itulah juga yang dialami Kekristen di beberapa tempat saat ini.
Tuhan Yesus berkata, “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara…” (Wah 2:10). Yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini ialah: Hal-hal yang terjadi tidak seperti yang terlihat. Ada yang lebih nyata ketimbang apa yang kasat mata. Dibalik ancaman politik dan tekanan keagamaan yang berat yang dialami oleh jemaat di Smirna ada kuasa Si Jahat yang ditujukan untuk menghancurkan Yesus dan segala sesuatu yang telah diperbuat-Nya. Dengan lain kata, peperangan dan perlawanan yang sesungguhnya adalah peperangan dan perlawanan spiritual.
Iman jemaat di Smirna ditekan/diuji bukan karena kesalahan mereka. Fakta dan kebenarannya, mereka melakukan segala sesuatunya dengan benar—mereka mengikuti Tuhan Yesus dengan segenap hati dan penuh kesetiaan, sepenuhnya untuk Kerajaan Allah. Smirna, satu dari dua jemaat yang tidak dikritik atau dikoreksi oleh Tuhan. Poin yang perlu ditekankan di sini adalah target dari tekanan Si Jahat yang sebenarnya adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah mengalahkan Si Jahat dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Karena Si Jahat tidak dapat lagi menyakiti Tuhan Yesus, Ia mengejar orang-orang yang dikasihi Tuhan Yesus, yaitu Gereja-Nya—Saudara dan saya. John White berkata, “Tujuan utama dari Setan adalah untuk menyakiti Kristus dan yang ditimbulkan oleh Kristus. Engkau secara pribadi tidak menarik bagi Setan. Hanya karena engkau terkait dengan Kristus, maka engkau dianggap penting dalam pandangan Setan”.
Tuhan Yesus punya otoritas final atas tekanan tersebut, sebagaimana tertulis, “…kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.” (Wah 2:10b). Ungkapan “sepuluh hari” dapat diartikan secara literer yaitu waktu yang singkat selama 10 hari. Ungkapan tersebut juga dapat diartikan bahwa roh jahat memiliki kuasa tapi mereka hanya dapat ada karena diijinkan oleh Allah dan kekuasaan mereka terbatas. Tuhan Yesus memegang kendali mutlak atas segala sesuatunya. Iblis memang musuh yang mengerikan tapi Tuhan Yesus telah mengalahkannya. Iblis tidak memiliki kekuasaan yang setara dengan Allah. Iblis tidak sekalipun atau dengan cara apapun dapat membuat Allah menjadi di bawahnya.
Iman yang tidak teruji tidak dapat dipercayai. Pertanyaannya, “Apakah iman Saudara telah teruji? Jika iman Saudara tidak pernah teruji, maka kemungkinannya, apakah iman Saudara dapat dipercayai?
Bukannya mengangkat atau melindungi orang Kristen dari tekanan yang terjadi, hal pertama yang dikatakan Tuhan Yesus ketika terjadi penganiayaan adalah, “Jangan takut!”. Ketika berada di bawah tekanan, seperti firman Tuhan, “Jangan takut! Beranilah!’
Ujian adalah untuk membuktikan sekaligus meningkatkan. Ujian membuktikan iman, kepercayaan, kebergantungan, dan keselamatan kita dalam Tuhan. Ujian juga meningkatkan iman, kepercayaan, dan kebergantungan kita kepada Tuhan. Tekanan-tekanan yang terjadi adalah untuk membuktikan kepercayaan kita kepada Tuhan dan sekaligus meningkatkan iman kita kepada-Nya (Bdk. 2 Timotius 3:12, Yohanes 15:18-19, Yakobus 1:2-4).
Jarang di antara kita yang mengalami ujian iman sampai pada titik penganiayaan. Bahkan, mungkin tidak ada di antara kita yang diuji imannya di bawah todongan pistol untuk menyangkal iman. Kita tidak dapat menjamin bahwa keadaan seperti ini akan dapat terus terpelihara di masa yang akan datang. Kita mesti tetap bersedia dan berjaga-jaga.
- Jika kita tidak dapat mengikuti prinsip-prinsip Kerajaan Allah untuk membedakan benar atau salah di tempat kerja kita, kita tidak akan dapat berdiri ketika penganiayaan datang.
- Jika kita tidak dapat bertahan dalam kebenaran dan kesetiaan kita kepada pasangan atau keluarga di tengah konflik dan ketidaksetujuan, kita tidak akan dapat bertahan ketika penganiayaan datang.
- Jika kita tidak berani menyaksikan Injil Kristus di tengah negara yang bebas, kita tidak akan tegak berdiri ketika penganiayaan datang.
- Jika kita tidak dapat memberikan korban sederhana dalam pelayanan di gereja, kita tidak akan berdiri ketika penganiayaan datang.
- Jika kita tidak mencari komunitas yang bersengaja dan bermakna bersama saudara seiman, kita tidak akan dapat berdiri ketika penganiayaan datang.
Saudara, ini adalah waktu penyiapan dan waktu ujian terhadap iman kita. Iman yang lemah akan dilemahkan oleh tekanan dan persoalan. Namun, iman yang kuat justru akan semakin diperkuat olehnya. Iman kita perlu diuji pada masa damai. Iman yang teruji adalah iman yang dapat dipercayai, iman yang bernilai. Iman yang tidak teruji, tidak dapat dipercayai.
2. Iman Yang Tidak Teruji Tidak Ada Nilainya: Setialah! (Wah 2:10b-11)
Jemaat di Smirna tidak menerima teguran atau koreksi apapun dari Tuhan Yesus. Secara sederhana, mereka melakukan segala sesuatunya dengan benar. Ketika iman telah teruji, kita menyimpannya melampaui hal-hal yang lain. Seperti itulah jemaat Smirna menyimpan Yesus dan Injil-Nya melampaui segala ujian penderitaan, kemiskinan, penjara ataupun kematian. Tuhan Yesus mendorong mereka untuk berani dan setia sampai mati. Tuhan Yesus memberikan dua janji dalam ayat 10-11, yaitu: “Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. …Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
a. Mahkota kehidupan
Seperti mahkota yang diberikan dalam lomba atletik di Smirna, demikianlah Tuhan akan menyediakan mahkota. Mahkota yang tidak akan lapuk ataupun pudar. Mahkota yang adalah kehidupan itu sendiri. Setiap kita mungkin pernah menerima penghargaan dalam hidup kita, apapun bentuk penghargaan tersebut, misalnya: penghargaan atas Pencapaian Terbaik, Penjualan Terbanyak, dst. Jika kita bisa menghargai hal-hal yang bersifat sementara, bukankah sudah sepatutnya kita menghargai hal-hal yang bersifat kekal. Mari bertahan dalam ujian, bagaimanapun jadinya nanti karena Tuhan Yesus berkata: “Aku akan mengaruniakan mahkota kehidupan.”
b. Tidak menderita apa-apa oleh kematian kedua
Janji yang kedua adalah tidak menderita oleh kematian kedua (ay.11). Tuhan Yesus tidak pernah berjanji bahwa kita tidak akan mengalami kematian. Namun, kita tidak akan mengalami penderitaan karena kematian kedua yang memisahkan kita dari Allah untuk selamanya. Mereka yang terlahir dua kali akan mati hanya untuk satu kali. Mereka yang terlahir hanya sekali, mereka akan mati dua kali.
Ujian iman terbesar datangnya dari kematian. Polycarpus, salah seorang murid Yohanes, yang kemudian menjadi pemimpin jemaat di Smirna, hidup pada tahun 96 masehi. Pada usia 86 tahun, ia dibakar hidup-hidup sebagai martir kedua belas di Smirna. Perkataannya menggaung di sepanjang jaman: “Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Kristus, dan Ia tidak pernah sekalipun bersalah kepadaku. Bagaimana aku dapat menghujat Rajaku yang telah menyelamatkan aku?”
Pertanyaannya: apakah jemaat Smirna dapat mengalahkan ketakutan dan tetap setia? YA! Jemaat ini adalah satu-satunya jemaat yang tetap ada di antara 7 jemaat yang menerima firman Tuhan hingga sekarang—sebuah pusat penyembahan yang hidup dari gereja Ortodoks Timur. Tekanan yang mereka alami tidak diangkat dari mereka namun semangat tidak pernah pudar di sepanjang abad yang telah lalu. Sungguh, sebuah harta yang tak ternilai.
Ada pilihan yang harus dibuat, yaitu: hidup yang diberikan oleh dunia atau hidup yang diberikan oleh Tuhan. Hidup yang diberikan oleh dunia adalah: “Jangan terlalu serius tentang mengikut dan mengasihi Yesus.” Setan akan membuat kita untuk tetap mengikuti arus, hidup seperti orang-orang “Kristen ringan”, yang sambil bersembunyi menyanyikan “Aku takkan berubah” bahkan pada hari Minggu, mapan dengan tipe murid yang hanya mencari berkat. Dan, tidak akan ada tekanan. Namun, tidak akan ada gairah! Jika iman kita tidak teruji, iman kita tidak akan memiliki nilai.
Pertanyaan untuk kita: apakah gereja pada masa kita ini akan tegak berdiri ketika tekanan datang dan meninggi? Apakah Saudara dan saya akan tetap berdiri ketika ujian menjadi semakin sulit? Jawabannya ditentukan dari bagaimana kita menghadapi ujian saat ini. Tetaplah setia dalam panggilan Tuhan dan pelayanan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.
Sesungguhnya iman yang tidak teruji tidak ada nilainya. Namun ketika telah teruji dan terbukti, iman itu akan sungguh bernilai untuk selamanya. Kesetiaan akan bersinar untuk Tuhan Yesus! Jika Saudara sungguh menghargai iman Saudara dalam Yesus, jangan hanya puas dengan menjadi anggota gereja, atau hanya melayani sesuai talenta Saudara, tapi berdirilah untuk Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus berdiri untuk Saudara. Kita tidak dapat setia terhadap hal-hal yang tidak kita hargai. Dan, kita tidak akan dapat yakin akan apa yang kita hargai sebelum itu melalui sebuah ujian.
KESIMPULAN
Ketika Tuhan Yesus memanggil kita kepada-Nya, Dia memanggil kita untuk Datang dan Mati. Di dalam kamp konsentrasi akibat menentang Hitler, Bonhoeffer merefleksikan natur sesungguhnya dari Injil dan harga dari menjadi seorang Kristen. Ia menulis buku “The Cost of Discipleship” (Harga Pemuridan). Dalam buku tersebut ia menuliskan, “Ketika Kristus memanggil kita untuk datang kepada-Nya, Dia memanggil kita untuk datang dan mati—mati untuk dosa, mati untuk diri sendiri, mati untuk dunia dan bahkan untuk kehidupannya agar dapat hidup untuk Tuhan dan bagi Tuhan.”
Hari ini adalah hari pencarian jiwa bagi kita, untuk menguji bagaimana kita memelihara iman ketika menghadapi tekanan dan penganiayaan. Pada umumnya kita cukup terlindungi dan ternaungi. Kita tidak tahu arti dari penganiayaan. Namun karena hari kedatangan Kristus yang mendekat, kita mesti siap dan berjaga terhadap iman kita ketika mengalami tekanan. Iman yang tidak teruji tidak dapat dipercayai. Iman yang tidak teruji tidak bernilai. Setelah itulah, kita dapat berani dan setia.
- ER