Ringkasan Kotbah

Tema : “Bertumbuh Dalam Saling Menerima
Roma 14:1-4, 10-12; 15:7
Oleh: Pdt. Kornelius Kuswanto

Di surat Roma 14:1-15:13 Paulus membahas hubungan komunitas Non-Yahudi Kristen dengan Yahudi Kristen yang bermasalah. Dua pokok perdebatan antara Yahudi Kristen (komunitas lemah dalam keyakinan) dengan Non-Yahudi Kristen (komunitas kuat dalam keyakinan):

I.    Tentang makanan: Yahudi Kristen vegetarian, mereka hanya makan sayur dan tidak makan daging. Non-Yahudi Kristen makan semua, baik sayur dan daging. Sebelum makan sudah berdoa, maka semua makanan baik sayur atau daging boleh dimakan.

II.    Tentang hari-hari raya: Yahudi Kristen menghormati bahkan mengidolakan hari-hari raya orang Yahudi, seperti hari raya Pasah, Pondok Daun, khususnya Sabat. Non-Yahudi Kristen menerima semua hari raya sama dan tidak mengidolakan hari raya tertentu.

Di Roma 14:1, Paulus berpesan kepada komunitas Non-Yahudi Kristen, “Terimalah orang yang lemah imannya…” Paulus juga berpesan kepada kedua komunitas,     “Sebab itu terimalah satu akan yang lain…” (Rom. 15:7).

Keyakinan iman dasar kedua komunitas sama. Mereka percaya doktrin Allah yang Tri-Tunggal dan Tuhan Yesus adalah Juru-Selamat satu-satuya bagi manusia. Keyakinan tidak mendasar tentang makanan dan hari-hari raya jangan menjadi pemisah di antara kedua komunitas.

Kedua komunitas dapat saling menerima jika mereka saling mengasihi.
“Hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat” (Rom.13:8). “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Rom.13:9b).

Selanjutnya Paulus berpesan, “Siapa yang makan (komunitas Non-Yahudi), jangan menghina orang yang tidak makan (komunitas Yahudi), dan siapa yang tidak makan (komunitas Yahudi), jangan menghakimi orang yang makan (komunitas Non-Yahudi), sebab Allah telah menerima orang itu” (Rom.14:3). Allah adalah Allah yang menerima ibadah di sekitar palungan oleh para gembala Yahudi miskin kepada Yesus yang baru dilahirkan (Luk. 2:8-20). Allah juga menerima ibadah para majus kaya yang Non-Yahudi di sebuah rumah kecil di Betlehem (Mat. 2:11).
Dua komunitas patut saling menerima, karena Kristus telah menerima kita (Rom.15:7).
Lukas mencatat Tuhan Yesus mengasihi Zakeus pemungut cukai yang sangat kaya di Yerikho (Luk. 19:1-10). Tuhan juga mengasihi Bartimeus, pengemis buta di luar kota Yerikho yang berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihani aku” (Luk. 18:38).

Yohanes 3 mencatat Tuhan Yesus mengasihi Nikodemus, orang Yahudi Parisi yang mempunyai posisi dan kaya (Yoh. 3:1-21). Melalui pelayanan Tuhan Yesus, Nikodemus boleh diperanakan kembali. Yohanes 4 mencatat Tuhan Yesus memberitakan kabar baik kepada wanita Samaria yang sudah kawin cerai lima kali dan sekarang hidup dengan pria keenam (Yoh. 4:18).

Paulus berpesan kepada kedua komunitas untuk saling menerima karena mereka adalah komunita orang-orang kudus. Baik komunitas kuat (Non-Yahudi Kristen) dan komunitas lemah (Yahudi Kristen) adalah orang-orang kudus (Rom. 1:7; 8:27; 12:13; 15:25,26,31; 16:2,15) . Sebenarnya mereka adalah orang-orang berdosa yang patut binasa, tetapi ditebus oleh darah Kristus sehingga menjadi orang-orang kudus. Ini adalah anugrah Tuhan.

Paulus ingin agar komunitas orang-orang kudus saling menerima dengan saling memberi cium kudus (Rom. 16:16). Paulus di Roma 16:1-16 memberi salam kepada lebih kurang 26 nama, sembilan orang di antara mereka adalah wanita. Mereka beda bangsa: Apeles bukan Yahudi (16:10); tetapi Andronikus dan Yunias adalah orang Yahudi sebangsa dengan Paulus (16:7). Mereka juga beda status sosial: Ampliatus (16:8), Urbanus (16:9), Hermes (16:14) adalah hamba-hamba yang miskin. Tetapi Aristobulus (16:10) adalah orang kaya, karena ia adalah cucu Herodes Agung.

Cium kudus yang tulus antara Yahudi dan Yunani, antara kaya dan miskin hanya dapat dilakukan di antara orang-orang kudus yang dapat saling menerima. Apakah kita dapat saling menerima dengan kasih komunitas yang beda pendapat dengan kita dalam doktrin yang non-prinsipiil. Apakah kita yang memegang doktrin Reformed dapat menerima saudara-saudara dari komunitas Karismatik?. Kalau kita tidak dapat saling menerima dengan tulus di antara orang kudus, maka kita akan bertanggung jawab pada penghakiman Tuhan.

Paulus berkata, “Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Allah”        (Rom. 14:10b). “Sebab kita semua” mengacu kepada setiap orang Kristen. Kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus (2 Kor.5:10). Biarlah kita tidak saling menghina atau saling menghakimi di antara sesama anggota keluarga yang berdenominasi lain. Mohon Tuhan menolong kita sebagai orang-orang kudus boleh saling menerima di antara anggota keluarga dan komunitas gereja yang berbeda dalam doktrin non-prinsipil.

Mohon Tuhan mengampuni kita jika kita sebagai orang-orang kudus tidak dapat saling menerima jika ada perbedaan status sosial, kedudukan, etnis atau doktrin yang tidak fundamental dalam keluarga atau komunitas kita. “Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” dalam saling menerima (Kol.3:14).

=KK=

Menu Utama

Sedang Online

We have 141 guests and no members online