Tema : “Dalam Gelap, Kami Bawa Terang”
Yohanes 3:1-17
Oleh: Pdt. Untung Irwanto
Kata “Gelap” (dark), diartikan sebagai kegelapan yang total. Bukan remang-remang, atau masih adanya sebersit cahaya. Sebutan “Gelap”, dilawankan adanya: “Terang” (light). Penulis injil Yohanes (Yohanes, seorang murid Tuhan Yesus), terbiasa menggunakan kata terang sebagai arti : totalitas benderang, tanpa adanya sedikitpun kegelapan.
Saudara-saudaraku, dengan istilah kata “gelap”, yang dilawankan dengan kata “terang”, sering diartikan bahwa kata : gelap dan terang adalah keadaan tempat atau keberadaan, namun dapat berubah menjadi kondisi, karakter, hati, pikiran, keinginan, kebutuhan, manusia. Kecenderungan manusia yang menandai hidupnya, gelap atau menyukai kegelapan berarti kehidupan manusia yang hidupnya berkonfrontasi atau menolak pikiran, kehendak, hati, dan karakter Kristus, yang baik dan benar (terang sesungguhnya, Yohanes 8:12). Dan siapapun manusia yang bersedia untuk mengikut dan totalitas menerimaNya, ia akan berjalan dalam terang dan mendapat terang, “Barangsiapa mengikut Aku (Tuhan Yesus), ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12). Terang hidup yang ada di dalam Tuhan Yesus akan membawa manusia dalam kehidupan yang kekal (Kerajaan Allah).
Saudara-saudaraku, ada suatu pilihan hidup kita sebagai murid Tuhan Yesus untuk menentukan pilihan yang paling benar, dan paling tepat. Pilihan itu adalah memilih Tuhan Yesus sebagai “Terang” yang di dalamNya ada kehidupan yang kekal (kerajaan Allah). Hal ini juga dilakukan oleh seorang yang bernama: Nikodemus (nama yang berasal dari bahasa Ibrani berarti: penakluk orang-orang), seorang Farisi, berkedudukan tinggi (anggota Sanhedrin), pengajar Israel memerlukan datang kepada Terang (Tuhan Yesus) dengan sikap rendah hati. Dia datang bukan untuk menguji Tuhan Yesus, tetapi ingin dididik Tuhan Yesus, Sang “Terang dunia” (Yohanes 3:2). Ia beriman bahwa Tuhan Yesus itu datang dari Allah Immanuel.
Saudara-saudaraku, manusia yang kehidupannya dalam terang (bersedia menjadi murid Tuhan Yesus), menyebabkan dirinya tidak hanya ingin belajar mendalam mengenai sabda Tuhan, namun bersedia menerima didikan Tuhan dengan memiliki kerendahan hati, dan terus beriman kepada Nya. Sedangkan pola Tuhan Yesus, dalam mengajar dan mendidik Nikodemus dengan cara Nikodemus harus (tak bisa ditawar) bersedia untuk lahir baru, yaitu dilahirkan dari air sebagai lambang pertobatan dalam nama Tuhan Yesus (Matius 28:19) atau baptisan air = baptisan pertobatan, seperti juga yang dimaksud Petrus, bandingkan dengan surat 1 Petrus 3:21. Baptisan tanda pertobatan, tetapi yang menyelamatkan adalah karunia Allah dalam Yesus (teologi Paulus, dan Bapa Gereja Calvin), harus lahir dari atas (Allah yang menganugerahkan).
Saudara-saudara, kekasih Tuhan! Apabila dalam diri kita, adanya kehidupan yang mengalami pertobatan, berarti ada hidup baru. Hal ini dapat dikatakan bahwa kehidupan tersebut adalah pengakuan dan perbuatan menerima Sang Terang (Tuhan Yesus). Dan setiap kita menjadi manusia baru, selalu berada karena dalam Roh Allah (Roh Kristus), yang selalu membuat kita dapat memuliakan Allah (bersolideo gloria). Inilah hidup dalam Kristus, kehidupan dalam terang memiliki terang.
Saudara-saudara, sebagai kekasih-kekasih Tuhan Yesus. Marilah kita yang telah mendapat hidup dalam Kristus, dan mendapat terangNya, dipanggil untuk membawa semua orang yang kehidupannya dalam kegelapan (menolak dan tidak taat kepada terang) untuk membawa kepadaNya (Sang Terang), sebagai persembahan yang hidup yang berkenan dihadapan Tuhan (Roma 12:1), bersedia melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil (Matius 28:19-20), marilah kita terus beriman kepada Tuhan Yesus , sampai mendapat kepenuhanNya dalam kerajaan kekal. Solideo Gloria. Amin.
=UI=