Ringkasan Kotbah

Tema : “Pintu Menuju Hidup Yang Berkelimpahan”
Yohanes 10: 1-10
Oleh: Pdt. Irwan Hidajat

Sir George Adam Smith, seorang ahli Perjanjian Lama, pernah berkunjung ke wilayah Palestina, dan mengamati bagaimana seorang gembala menggembalakan kawanan ternaknya. Biasanya setelah domba-domba puas makan rumput, pada sore harinya, sang gembala menggiring kawanan itu masuk ke dalam kandang melalui sebuah jalan masuk, tetapi uniknya jalan masuk ke dalam kandang itu tidak memiliki pintu.
Setelah seluruh kawanan itu masuk ke dalam kandang, apa yang dilakukan oleh sang gembala sungguh dramatis : ia duduk dan beristirahat persis di jalan masuk ke dalam kandang itu, seakan-akan sang gembala menjadikan dirinya sebagai “pintu” dari kandang itu, sehingga tidak seekorpun ternak dari dalam kandang bisa keluar, kalau tidak melalui “pintu” itu, dan tidak ada seorangpun atau apapun juga (binatang buas) bisa masuk dan mendapatkan domba-domba, kalau tidak melalui “pintu” itu.

Apa yang digambarkan Smith ini menolong kita untuk memahami perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan diriNya bukan saja sebagai “Gembala Yang Baik”, tetapi juga “Pintu” menuju ke domba-domba milikNya.
1. PINTU : SEBAGAI JALAN UNTUK KELUAR DAN MASUK

Tujuan penulisan Injil Yohanes adalah untuk meyakinkan para penerima dan pembaca Injil ini bahwa Yesus adalah Mesias sejati. Baik orang Yahudi maupun orang Yunani, sulit untuk menerima ke-mesias-an Yesus.

Pada pasal 9 dari Injil Yohanes ini, pemimpin agama Yahudi menolak untuk percaya kepada Yesus sebagai Mesias, yang telah menyembuhkan seorang yang buta sejak lahirnya. Alih-alih mempercayai Yesus, mereka malah menuduh Yesus sebagai orang berdosa, karena penyembuhan orang buta dilakukanNya pada hari Sabat.

Dengan pemahaman akan latar belakang peristiwa yang terjadi itulah, Yesus kemudian menyatakan dirinya melalui sebuah metafora “pintu”. Pintu adalah jalan untuk masuk dan untuk keluar.

Kristus adalah jalan masuk : yang melaluiNya, Allah membawa dan memberikan kasih karunia, yakni hidup kekal bagi “domba-dombaNya”, yakni manusia berdosa.
Tidak ada jalan lain yang melaluinya Allah menyampaikan anugerah keselamatan ini bagi manusia (bdk. Kis 4:12). Allah menemukan dan mendapatkan kembali “domba-domba” yang sangat disayangiNya hanya melalui “pintu” satu-satunya, yakni Anak TunggalNya, Yesus Kristus.

Kristus adalah jalan keluar : yang melaluiNya, domba-domba bisa menemukan padang rumput hijau, makan dengan kenyang dan dipuaskan (ayat 9). Kawanan domba Allah, yakni manusia berdosa, dapat menemukan keselamatan yang membebaskan, anugerah sejati yang menyegarkan dahaga jiwa, hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus, satu-satunya “pintu” menuju Hidup Kekal.

Pemahaman ini tentu sangat penting untuk mengingatkan kita kembali akan dasar dari pengakuan percaya kita, bahwa hanya Yesus Kristus saja satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup (14:6). Khususnya bila kita merenungkan zaman dimana kita ada, dengan filosofi postmodernisme yang cenderung untuk me-relatif-kan segala sesuatu, seringkali menggoyahkan iman kita dan menggeser pengharapan kita dari
Tuhan Yesus Kristus.

Pemahaman ini juga menjadi dasar dan patokan bagi misi gereja di zaman ini. Bahwa gereja harus tetap setia dan taat dalam tugas dan panggilannya, bukan saja untuk melakukan perbuatan baik dan melayani dunia di dalam kasih, tetapi juga dengan tekun tetap memberitakan Injil Keselamatan yang berporos dan berakar di dalam Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Juruselamat dunia.

2. PINTU MENUJU HIDUP YANG BERKELIMPAHAN
Ada dua istilah bahasa Yunani yang diterjemahkan dengan “hidup” : βιος (bios) : yang berarti hidup secara alamiah (earthly life) dan ζωη (zo’e) : yang berarti hidup rohani (spiritual life).

Yesus berkata, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Apa yang Yesus maksudkan disini sama sekali tidak menyinggung soal Bios (hidup lahiriah) kita, dan karenanya ayat ini tidak boleh ditafsirkan dengan menghubungkannya dengan kelimpahan secara
materi/bendawi.

Yesus menyatakan bahwa Ia datang supaya manusia memiliki Zo’e (spiritual life), yakni Hidup Kekal, keselamatan bagi manusia berdosa. Dan lebih jauh lagi Yesus mengatakan supaya manusia “mempunyainya dalam segala kelimpahan” (“ ... and have it to the full – NIV). Apa maksudnya “hidup kekal dalam segala kelimpahannya” ?
• Hidup Kekal (Keselamatan) yang bukan saja bisa dinikmati “disana” dan “nanti”, tetapi juga disini dan saat ini
• Hidup Kekal (Keselamatan) dengan segala dengan segala “kekayaan” yang dijanjikan bagi orang-orang terpilih (bdk. Efesus 1 : 3-14)
• Hidup Kekal (Keselamatan) dimana setiap anak Tuhan mengalami anugerah demi anugerah yang cukup di dalam hidupnya, yang bukan saja berbicara tentang keselamatan itu sendiri, melainkan juga anugerah-anugerah yang menyertainya atau yang terdapat di dalamnya : pemeliharaan Bapa, kasih karunia Yesus Kristus, penyertaan Roh Kudus, berkat-berkat hari ini, pengharapan hari esok, kekuatan dalam kelemahan, penghiburan dalam dukacita, dan sebagainya.

Semua previlage (keistimewaan) ini dapat kita miliki dan nikmati hanya di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Karenanya tidak henti-hentinya segala puji dan pengucapan syukur hendaknya disampaikan bagi Dia atas segala kasih karuniaNya yang besar bagi kita. Dan hal ini seharusnya semakin mendorong kita untuk hidup dengan lebih bersungguh-sungguh lagi dihadapanNya. Amin.

=IH=

Menu Utama

Sedang Online

We have 89 guests and no members online