“Allah Tritunggal Mengasihi Kita”
Yohanes 16:12-15, Roma 5:1-5
Oleh: Pdt. Samuel Christiono
Dalam Minggu Trinitas ini (Minggu pertama setelah Pentakosta), kita akan merenungkan pernyataan Allah dalam kekudusan dan keesaan-Nya sebagai pribadi Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus.
Alkitab telah memberikan pengertian tentang kebenaran kasih Allah yang menuntun kita kepada keselamatan. Kasih Allah itu ditunjukkan melalui pribadi Allah Tritunggal sebagai :
1. Allah yang peduli dengan keadaan kita.
Yoh. 16 menunjukkan besarnya kepedulian Allah kepada kita. Yesus, yang adalah Allah, memahami benar seberapa besar kemampuan para murid dalam menghadapi sikap dunia yang membenci mereka. Sementara tugas pemberitaan Injil harus terus dilakukan. Karena itulah Allah harus terus memberikan pengertian, baik melalui Yesus (ay. 12: banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu) hingga dilanjutkan Roh Kudus, yang kelak akan mendampingi mereka.
2. Allah yang hadir dan menyatakan diri-Nya.
Yesus telah mengawali pelayanan-Nya di dunia ini dengan menyatakan diri sebagai utusan Allah Bapa. Bagi orang Israel, bahkan seluruh umat manusia, memahami keterkaitan Yesus sebagai utusan Bapa, Sang Pencipta, tentu lebih mudah dipahami. Karya Yesus di dalam dunia ini menggenapi, apa yang dijanjikan Allah Bapa.
Selanjutnya, ketika Yesus menjanjikan kehadiran Roh Kudus, tentu bukan sesuatu yang mudah untuk dibayangkan. Karena itu Yesus menggambarkan-Nya sebagai Roh Kebenaran, yang akan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran.
“Koordinasi dengan Bapa” sebagai sentral (ay. 13: Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri) maupun “dengan Yesus” (ay. 14: Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan yang diterima-Nya dari pada-Ku), menjadi penghubung yang penting, yang akan membuat para murid melihat benang merah pribadi Allah Tritunggal.
Dari cara Allah menyatakan diri-Nya, maka makin jelas bagi kita untuk memahami bahwa hanya ada satu Allah. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Tim. 2:5).
3. Allah menuntun kita kepada jalan keselamatan.
Penyebutan diri maupun pengagungan diri Yesus, bukanlah sebuah upaya pamer atau kesombongan. Penjelasan ini justru menuntun kita kepada jalan keselamatan. Pengagungan Yesus membawa manusia untuk memahami jalan keselamatan dalam bentuk pengorbanan salib, di mana Kristus mati menggantikan kita, menebus kita dari kebinasaan.
Jika pengorbanan ini tidak kita sadari dan tetap menolak pengorbanan Yesus sebagai Juruselamat, kita akan binasa. Tuntunan Allah dalam nubuatan para nabi, penggenapan oleh Yesus Kristus, serta karya Roh Kudus yang membuat kita menerima keselamatan, menjadi sebuah kolaborasi indah yang menolong kita menerima keselamatan itu.
4. Allah membenarkan kita oleh iman.
Pembenaran adalah sebuah anugerah yang tak terhingga. Pembenaran bukanlah manipulasi dosa. Ada proses di mana Roh Kudus menuntun kita beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia untuk hidup dalam pengharapan agar menerima kemuliaan Allah. Pengertian oleh firman yang terus membangun dan menumbuhkan iman kita, membuat kita kuat menghadapi tantangan.
Kesulitan dan kesengsaraan tidak lagi membuat kita putus asa, sebaliknya justru menimbulkan ketekunan, tahan uji, dan pengharapan.
Melihat kasih Allah yang demikian besar ini, marilah kita belajar memahami rencana Allah untuk menyelamatkan kita. Mengapa kita sering mengabaikannya ?.
Persoalan keselamatan adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi sesama, karena kita memiliki hutang Injil, untuk memberitakan keselamatan bagi mereka.
Ada beda yang sangat mencolok, antara seseorang yang merasakan bahwa hidupnya dikasihi dan berharga, dengan orang yang tidak pernah merasakannya. Bagi orang yang tidak pernah menikmati kasih, hidupnya tidaklah berharga. Apakah dia akan berbuat jahat, masa depannya suram, hidupnya akan hancur, mungkin dia tidak peduli.
Karena itulah, Tuhan ingin kita merasakan kasih dan penghargaan-Nya. Betapa kita spesial di mata Tuhan. Karena itu, mari kita mengisi hidup ini dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab, karena Allah Tritunggal telah mengasihi kita, bahkan menganugerahkan kita kehidupan kekal.
=SC=