Ringkasan Kotbah

Tema: “Batas Waktu Penderitaan”
Wahyu 15:1-4
Oleh: Pdt. Johannes Dharmawan

Tidak ada seorangpun di dunia ini mau menderita. Tetapi dalam kenyataannya seringkali kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, apalagi bila penderitaan itu datang secara tiba-tiba. Oleh karena itu, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana sikap kita ketika kita harus menghadapinya. Setidaknya ada dua tipe orang ketika menghadapi penderitaan:

1. Tipe “genteng”, yaitu orang yang mudah patah, hancur ketika menghadapi penderitaan. Bagaikan genteng bila dibanting, hancur berkeping-keping. Orang-orang Kristen yang bertipe “genteng” adalah orang-orang yang ketika menghadapi penderitaan, bangunan imannya menjadi hancur, menjadi marah terhadap Tuhan dan kemudian meninggalkan Tuhan. Tipe “genteng” adalah orang-orang yang dikalahkan oleh penderitaan.

2. Tipe “bola”, yaitu orang-orang yang mampu mengubah penderitaan menjadi kemenangan. Bagaikan bola, ketika dibanting justru melejit ke atas. Semakin keras tekanan ke bawah, dia akan semakin melejit tinggi. Saat menghadapi tekanan, orang tipe ini akan semakin termotivasi dan semakin kreatif. Orang-orang Kristen yang bertipe “bola” adalah orang-orang yang mampu mengalahkan penderitaan dan mempertahankan bangunan imannya tetap teguh sekalipun betapa berat dan dahsyatnya penderitaan bahkan sampai kematian. Para martir, yaitu mereka yang rela mati demi imannya termasuk tipe “bola” ini.

Kalau kita ingat kisah para martir, pertanyaan yang sering diajukan adalah apa rahasianya sehingga mereka begitu kuat, tabah menghadapi penderitaan bahkan kematian dan bangunan imannya tetap kokoh. Rahasianya dapat kita lihat dalam Alkitab, khususnya kitab Wahyu yang ditulis pada masa-masa penderitaan, antara lain ialah pasal 15:1-4 yang tadi kita baca. Kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes ketika ia juga mengalami penderitaan dan dibuang di pulau Patmos.

Di pasal 15 ayat 1-4 ini, Yohanes dalam penglihatannya melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri para martir yang telah mengalahkan binatang itu, patungnya dan bilangan namanya. Mereka memegang kecapi Allah. Lalu kita mendengar nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba. Nyanyian Musa adalah nyanyian yang dinyanyikan Musa pada saat umat Isarel telah melewati bahaya penyeberangan laut Merah dengan kemenangan. Para martir telah melewati lautan penganiayaan dan telah tiba di pantai surgawi. Kemenangannya sesungguhnya bukan semata-mata mempertahankan hidup melainkan menghadapi hal terburuk yang dilakukan oleh kejahatan, bahkan jika perlu sampai mati, namun bangunan iman tetap berdiri teguh. Sedangkan nyanyian Anak Domba adalah nyanyian yang hanya mereka sendiri saja yang dapat mempelajarinya (14:3). Nyanyian Anak Domba, adalah nyanyian tentang kemenangan Kristus.

Nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba mengungkapkan kasih dan rasa syukur kepada Allah. Nyanyian itu juga mendeklarasikan kekuasaan dan keagungan Allah dan segala pekerjaan, keadilan dan kekudusan-Nya: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!” (Wahyu 15:3) Nyanyian itu juga nyanyian kemenangan Kristus. Kemenangan Kristus telah sedemikian menguasai diri mereka, sehingga mereka tidak rela dikalahkan oleh kekuatan apapun juga. Korban darah Anak Domba telah demikian menguasai mereka sehingga mereka rela untuk mengurbankan apa saja termasuk nyawanya mereka sendiri bagi Kristus.

Jadi rahasianya adalah penyertaan Kristus yang menang itu. Dan inilah pengharapan kita ketika kita menghadapi penderitaan. Penyertaan Tuhan, itulah kekuatan kita untuk mengalahkan penderitaan. Oleh karena itu, di masa Adven ini, sambil menantikan kedatangan Kristus kembali kita perlu membangun iman, sebab kelak ketika Kristus datang kembali yang Ia cari adalah iman (Luk 18:8). Dan apabila kita sedang mengalami penderitaan, berharaplah kepada Kristus yang telah menang itu, sehingga bersama dengan Tuhan, kita mendapat kekuatan untuk mengalahlan penderitaan. Bangunan iman kita tetap berdiri kokoh betapapun dahsyatnya penderitaan yang kita hadapi.

Jadilah orang bertipe “bola” bukan “genteng”. Amin.

=JD=

Menu Utama

Sedang Online

We have 107 guests and no members online