Tema: “Rencana Allah Tidak Dapat Digagalkan”
Yunus 1
Oleh: Pdt. Yohan Candawasa
Tema kita adalah rencana Allah yang tidak dapat digagalkan. Kita akan belajar dari beberapa kisah dalam Alkitab.
Pertama, kalau kita membaca kisah Adam di Kejadian 1:26-27 menunjukkan bahwa Tuhan punya rencana menciptakan manusia, lelaki dan wanita. Tetapi di Kejadian 1:18-22, Tuhan melakukan evaluasi bahwa ciptaan-Nya “tidak baik,” dan melakukan follow up yaitu menciptakan Hawa. Kriteria evaluasi ini adalah rencana-Nya sendiri. Tidak baik ini artinya belum sempurna, belum utuh. Setelah evaluasi itu Tuhan pun menciptakan Hawa, barulah rencana-Nya tergenapi dan sempurna.
Persoalannya, mengapa Adam perlu melakukan proses di ayat 19-20? Ini adalah sebuah pembelajaran bagi Adam sehingga ia bisa memahami bahwa ia membutuhkan penolong yang sepadan. Karena, jika kita memperhatikan ayat 18, kata “penolong yang sepadan” ada di benak Tuhan, sedangkan di ayat 20 ada di hati Adam. Ini menunjukkan, bahwa Tuhan punya rencana di dalam kedaulatan-Nya, tetapi Ia tidak menginjak-injak kebebasan Adam. Tuhan ingin ada proses di mana nanti, apa yang ada di hati Tuhan, ada di hati Adam. Proses di ayat 19-20, adalah Adam masuk ke dalam proses rencana Allah dan Tuhan masuk dalam kebutuhan Adam. Tidak ada kontradiksi di sini. Kedaulatan dan rencana Allah tidak perlu dipertentangkan. Karena Tuhan tidak menjajah kebebasan manusia.
Kedua, kisah yang sama terdapat pada Lukas 22 menunjukkan proses yang sama dari rencana Tuhan Yesus terhadap Petrus. Bahwa Tuhan Yesus punya rencana untuk Petrus, supaya Petrus belajar berjaga-jaga. Tetapi rencana Tuhan Yesus ini tidak dilakukan dengan perintah kejam atau iming-iming hadiah bila Petrus taat. Tuhan Yesus mengijinkan Petrus mengalami proses kehancuran ketika iblis menampi Petrus (ay. 31), yang membuatnya jatuh dan menyangkal Tuhan Yesus. Tetapi di 1 Petrus 5:8, akhirnya Petrus bisa memberikan teguran kepada jemaat tentang “berjaga-jaga.” Akhirnya Petrus, setelah melalui prosesnya yang sulit bisa mencapai rencana Tuhan Yesus yaitu belajar berjaga-jaga. Inilah transformasi rohani: ketaatan yang dari dalam diri Petrus, bukan dari perintah Tuhan Yesus.
Ketika Allah punya rencana dan kemauan, Ia pasti berhasil tanpa menginjak-injak kebebasan kita.
Ketiga, kisah dari Yunus 1, Tuhan memaksa Yunus dengan memakai ikan besar, sehingga rencana dan kemauan Tuhan untuk menyelamatkan Niniwe tetap terlaksana. Tetapi apakah di sini Tuhan menginjak-injak kebebasan Yunus? Bila kita melihat pasal terakhir kisah tentang pohon jarak, maka hal ini tidak terjadi. Karena Allah mengajak Yunus mengerti isi hati-Nya. Jawabannya open ending, tetapi kita bisa melihat bahwa Allah tidak menginjak-injak kebebasan Yunus, untuk meraih rencana-Nya yang tak dapat digagalkan.
Kesimpulan kita: Rencana Allah tidak dapat digagalkan. Kita berada di dalam proses untuk mencapai rencana-Nya. Tuhan selalu punya cara untuk rencana-Nya tercapai, tanpa menginjak-injak kebebasan kita sebagai manusia. Dia pasti berhasil dalam rencana-Nya, meskipun dalam mencapai itu, kadang-kadang Ia melakukannya dengan jalan berputar-putar.
- HTP -