Tema: “Tentram Bersama Tuhan”
Mazmur 4
Oleh: Pdt. Stefanus Theophilus
Kalau kita berada “tenteram di dalam Tuhan” maka ada gambaran “ada penyertaan Tuhan di dalam kita.” Ada kesatuan di sini, karena ada tenteram maka ada penyertaan. Masalahnya, apakah selalu hal ini terjadi? Apakah kadang-kadang kita disertai atau tidak disertai? Bagaimana jika ada hal-hal yang tidak menyenangkan yang kita alami? Kita selalu berbicara tentang penyertaan Tuhan, tetapi tentang masa depan kita perlu bertanya-tanya: apakah ada suatu hal yang kebetulan, atau memang benar ini penyertaan Tuhan. Kalau ada kebaikan yang terjadi dalam hidup kita, apakah itu selalu adalah penyertaan Tuhan?
Kita juga selalu berbicara tentang penyertaan Tuhan ketika ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Apakah kalau sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi dalam hidup kita itu adalah tanda tidak ada penyertaan Tuhan? Ketika ada sesuatu kecelakaan yang datang dalam hidup ini apakah itu tanda kita tidak disertai Tuhan?
Ada beberapa pandangan ketika ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, bila ada pandangan misalnya, seseorang itu memang tidak disertai Tuhan walau pun dia tidak bersalah. Atau, pandangan yang lain berkata Tuhan punya rencana khusus untuk orang yang mengalami sesuatu yang buruk itu. Tetapi sayang, kita seringkali mendandani Tuhan atau melindungi Tuhan dengan cara yang salah. Karena kalimat itu
akan sulit dikatakan jika kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan.
Jadi, apa arti penyertaan Tuhan?
Apakah orang yang mengalami keadaan tidak menyenangkan maka tidak mengalami tenteram dan penyertaan?
Atau, apakah memang ada dua hal,
(i) disertai dan tenteram, atau (ii)
disertai dan tidak tenteram.
Kehidupan Daud, penulis Mazmur 4 adalah kehidupan yang indah dan susah. Kehidupan yang indah misalnya ketika ia mengalahkan Goliat dan diurapi menjadi raja, sehingga kita bisa melihat mungkin inilah penyertaan dan ketentraman Tuhan. Tetapi ada peristiwa-peristiwa yang menyusahkan dan mendukakan Daud, yaitu ketika ia mau dibunuh oleh Saul, orang yang sangat ia hormati. Daud juga ingin dibunuh oleh anak
kandungnya sendiri, Absalom.
Lalu, apa arti hidup sebenarnya? Kita tidak mungkin bisa menghindari kejahatan. Yang dimaksud Daud tenteram di dalam Tuhan adalah ia mengalami keindahan meskipun ia berada di dalam kesesakan (ay. 2), atau ketika kemuliaanku dinodai (ay. 3), bahkan ketika serasa tidak ada seorang baik padanya (ay. 4). Di dalam segala hal yang ia alami, ada hal yang sangat indah: Ia berkata dan berelasi kepada Pribadi yang selalu memberi tenteram, yaitu Tuhan. Jadi, tenteram di dalam Tuhan bukanlah soal tenteram ketika kita mendapatkan sesuatu dari Tuhan, tetapi di dalam segala kesesakan kita bisa menikmati Tuhan dan menjadi alat tenteram bagi orang lain.
- HTP -