Ringkasan Kotbah

Tema: “Hati Menentukan Sikap
1 Samuel 18:1-9; 19:1-10
Oleh: Bpk. Joy Manik

Sulit untuk memahami jikalau Saul harus demikian cemburu kepada Daud hanya karena satu kejadian saja (1 Samuel 18), padahal jika dilihat ke belakang, Raja Saul bukanlah raja yang tanpa prestasi apapun dan jika dibandingkan dengan Daud, tentu dia jauh dari Daud.

Gambarannya seperti ini:
1.    Dalam masa pemerintahan Israel, Saul adalah raja pertama yang memulai sebuah sistem pemerintahan baru. Dari sistem theokrasi ke monarkhi. Dari sistem pemerintahan yang langsung Allah sebagai raja, menjadi manusia yang menjadi Raja. Dari ke-Tuhan-an menjadi ke-Raja-an.
2.    Tidak hanya Saul raja pertama, tetapi juga Saul adalah orang yang elok, kaya, dan religius. Saul adalah seorang pribadi dengan komposisi yang sempurna.
3.    Saul juga selalu menang dalam peperangan.

Ketiga hal di atas merupakan contoh tindakan Saul dan prestasi Saul. Tetapi mengapa Saul kemudian iri? Sebenarnya jawabannya adalah karena Saul memiliki dan melakukan segala sesuatunya hanya berorientasi kepada dirinya sendiri. Sehingga ketika Daud muncul, apa yang menjadi identitas dirinya, yaitu segala tindakan dan prestasinya - menjadi hancur karena kehadiran Daud.

Lalu bagaimana dengan Daud? Daud justru datang dari sisi yang berbeda. Tuhan justru menilai Daud bukan dari paras dan prestasinya, tetapi melalui hatinya.
Nabi Samuel sempat bingung melihat apa yang Tuhan pilih. Tidak hanya itu, Daud ketika berjumpa dengan Goliath, berani menyatakan Tuhan dalam peperangan. Walaupun Daud, anak kemarin sore dalam peperangan, tubuh yang kecil dan tanpa prestasi apapun, tapi hati Daud berpaut kepada Tuhan.

Di sinilah kita belajar, bahwa apa yang terlihat dengan mata tidaklah menunjukkan kondisi hati seseorang. Justru apa yang ada di hati, yang kemudian menjadi penting dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Sejak dahulu, manusia mencoba untuk menjadikan manusia itu baik dengan memberikan hukum, undang-undang dan peraturan. Tetapi apakah semuanya itu berhasil dan efektif mengubah hati manusia? Tentu tidak, manusia semakin jahat. Manusia selalu bertindak untuk kepentingan diri sendiri. Hingga akhirnya Tuhan Yesus yang memberikan jawaban atas semua pergumulan manusia itu. Tuhan Yesus yang memilih untuk menempatkan kepentingan manusia berdosa dan tidak diriNya sendiri, memberikan sebuah jawaban akan hati yang benar dihadapan Tuhan. Tidak ada yang dapat mengubah hati manusia selain Tuhan sendiri.

Sering kita memikirkan hal ini. Kita ingin merubah istri atau suami atau anak-anak kita. Kita lalu membawa mereka untuk ikut camp, seminar, membaca buku-buku dan segala cara lainnya. Apakah mereka berubah? Mungkin tindakannya ya, tapi hanya sementara Mengapa? Karena hati mereka tidak berubah. Hanya Tuhan yang bisa merubah hati manusia. Lalu apa yang harus kita lakukan? Hanya 2 hal yaitu, berdoa dan mencari kebenaran Tuhan melalui Kitab Suci. Sudahkah kita melakukannya? Mungkin Anda menjawab Ya, tapi belum menemukan apa-apa, tapi Tuhan ingin kita untuk tidak berhenti berdoa.

Soli Deo Gloria.

- JM -

Menu Utama

Sedang Online

We have 79 guests and no members online