Ringkasan Kotbah

Tema: “Rantai Dosa
1 Samuel 22:6:19
Oleh: Pdt. Sandi Nugroho

Kronologis Peristiwa
•    Ayat 6 - Konsolidasi internal dalam suku Benyamin, suku asal Saul, untuk mencari dan memastikan dukungan. Tentu ini dilatar belakangi dengan perasaan terancam kehilangan kekuasaan. Hal ini dilakukan Saul sambil memegang tombak ditangannya. Pada pasal 19 diceritakan situasi yang sama, tapi dipasal tersebut tombak itu dilepaskan. Ini merupakan konsolidasi yang bernuansa intimidasi seorang penguasa untuk mempertahankan kekuasaan dengan menebarkan ketakutan.


•    Ayat 7 – Intimidasi itu dilengkapi dengan mengingatkan gratifikasi yang pernah diberikan Saul kepada para pengikutnya. Ini semacam momentum untuk menagih hutang budi. Rupanya ini politik yang Saul terapkan untuk mempertahankan kekuasaannya yang sebenarnya dipercayakan Allah kepadanya.
•    Ayat 9-10 – Reportase dari “mata-mata” kepercayaan Saul menyiratkan bahwa Saul sudah tidak percaya pada orang-orang Israel, termasuk suku Benyamin. Karenanya, ia lebih percaya pada Doeg orang Edom. Fitnah lebih dipercaya Saul ketimbang kebenaran. Ini menandakan isi hati Saul yang memang secara bulat dikuasai kebencian terhadap Daud.
•    Ayat 11 – Bahkan verifikasi kebenaran oleh seorang hamba Tuhan, dalam diri Imam Ahimelekh, tidaklah dipercaya. Malahan Ahimelekh dianggap memberontak kepada Saul. Ini menandakan Saul lebih takut pada rasa takutnya ketimbang pada Allah dan hambaNya.
•    Ayat 17-18 – Eksekusi dalam bentuk pembantaian massal menyatakan betapa Saul sudah buta dan brutal. Kebenciannya sudah membutakan matanya. Menurut Mazmur 19:13, ini merupakan sebuah kesesatan yang tidak disadari yang telah mengikat dan membelenggu Saul.

Yang ada pada Saul
Dari kronologis di atas kita menemukan kemungkinan beberapa hal yang ada pada Saul:
•    Takut kehilangan kekuasaan.
•    Cemburu pada orang yang dipakai Tuhan.
•    Tidak percaya pada semua orang.
•    Lebih menerima fitnah sebagai kebenaran.
•    Melakukan tindak pembunuhan karena amarah.

Itu semua adalah akibat atau sesuatu yang ada dipermukaan. Tentu perlu mencari sebab utama. Bila kita perhatikan rantai dosa di atas berbasiskan ayat 8:
Sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorangpun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorangpun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini."

Beberapa terjemahan untuk bagian yang ditebalkan:
Tidak ada seorangpun dari kamu yang cemas karena aku… (Terjemahan Indonesia)
Tak ada seorangpun dari kamu memikirkan diriku … (Indonesia sehari-hari)
None of you is concerned about me… (NIV)
and there is none of you that is sorry for me (Ind: mengasihani),… (KJV, NASV dan RSV)

Secara keseluruhan ungkapan di ayat ke-8 tersebut menyiratkan sebuah kondisi hati Saul dimana hanya ada “aku” di sana. Tidak ada orang lain dan Tuhan, hanya aku, ambisiku, kekuasaanku, keinginanku, kebenaranku, menurutku, pikiranku. Dan ini kondisi yang sangat menyatakan tentang natur dosa manusia sejak Adam yang memang men-tuhankan “aku” dan bukan Allah Sang Pencipta.

Dan kenyataannya, makin “aku” itu kuat dan bertahta, makin kompleks dan rumit hidup seseorang. Dosa menimbulkan dosa yang lain. Dosa ditutupi dosa yang lain. Dosa diikuti dosa yang lain. Saul membiarkan ini bertahan meski hamba Tuhan dalam diri Ahimelekh sudah mengingatkannya.

Perlunya Breakthrough
Memecahkan kebekuan “aku” perlulah sebuah terobosan atau breakthrough. Ini adalah kasih karunia Allah yang Ia nyatakan dalam hidup kita.
•    Dimulai dengan “Break-with His Love”. Dihancurkan dengan kasihNya di golgota. Hanya kasih Allah yang mampu hancurkan kekerasan “aku”.
•    Dilanjutkan dengan “Break-In Our Heart” hingga hati kita menjadi hancur atau brokenness di hadapan Allah.
•    Akhirnya kita terus menerus mengalami “Breakthrough” yaitu terobosan untuk terus menerus diubah menjadi serupa dengan Kristus yang diawali dengan menempatkan YESUS pada tahta dalam hati dan hidup kita. Dialah pusat hidup kita. Dialah raja dalam tiap aspek hidup kita.

If God is not God in all
so He is not God at all
Give Him Everything
Or nothing at all


- SN -

Menu Utama

Sedang Online

We have 35 guests and no members online