“Haus Pengenalan Akan Kristus”
Filipi 3:1b-11 (nas 3:8)
Oleh: Pdt. Johannes Dharmawan
Paulus, sebelum ia mengenal Kristus, ia memiliki beberapa kebanggaan:
1. Disunat pada hari ke 8, bukan setelah ia dewasa. Artinya sejak lahir ia sudah menjadi pemeluk agama Yahudi dengan segala hak dan kewajibannya untuk menjalankan semua tradisi Yahudi.
2. Bangsa Israel, dari suku Benyamin. Artinya Paulus termasuk kalangan bangsawan Israel. Bukan hanya itu saja, ia adalah orang Ibrani asli dan bisa berbahasa Ibrani.
3. Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, ia orang Farisi, yang bertugas secara khusus memelihara hukum Taurat dan menjaga pemberlakuan hukum itu di tengah masyarakat Yahudi.
4. Tentang kegiatan, ia penganiaya jemaat. Dalam menjaga kelestarian Taurat, Paulus telah menganiaya jemaat Kristus yang dianggapnya telah merusak Taurat dan menodai agama.
5. Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, ia tidak bercacat.
Namun, segalanya berubah sejak ia mengenal Kristus. Apa yang dahulu dianggap keuntungan atau kebanggaan baginya, sekarang menjadi rugi, bahkan dianggapnya sampah (ayat 7-8). Menurut Paulus, tidak ada satu pun yang lebih berharga daripada pengenalan akan Kristus. Kristus adalah segala-galanya. Kristus lebih mulia dari semuanya itu. Perubahan itu membuat namanya berganti dari Saulus menjadi Paulus.
Perubahan Paulus ini, bukan hasil dari studi banding atau penelitiannya. Juga bukan buah dari ketaatannya terhadap hukum Taurat, melainkan anugerah keselamatan di dalam Kristus Yesus yang diterimanya (ayat 9). Jadi, anugerah yang diterimanya itu telah mengubah tujuan hidupnya. Kalau dulu tujuan hidupnya adalah pada dirinya sendiri, karena itulah ia mengejar semua kebanggaan itu. Tetapi sekarang, tujuan hidupnya adalah Kristus. Itulah sebabnya, ia mengatakan, “yang kukehendaki adalah mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya” (ayat 10).
Setelah mengenal Kristus, Paulus tidak berhenti melainkan ia terus menerus rindu mengenal Kristus. Ungkapan kerinduan untuk mengenal Kristus, diungkapkannya bukan sebagai orang Kristen yang baru mengenal Tuhan, melainkan Paulus telah menjadi pengikut bahkan rasul selama puluhan tahun. Ia sudah berkarya bagi Kerajaan Allah, ia melayani Kristus dan menderita bagi Kristus. Namun ia terus saja memiliki kerinduan itu.
Kata “mengenal” yang digunakan di sini berasal dari kata Yunani “ginoskein” yang menunjuk pada pengenalan pribadi. Jadi bukan sekedar mengenal tentang Kristus, melainkan mempunyai pengalaman pribadi dengan Kristus, suatu relasi yang sangat erat dengan Kristus.
Zaman Paulus berbeda dengan zaman kita sekarang ini. Juga kebanggaan orang pada zaman itu berbeda dengan kebanggaan orang pada zaman sekarang. Tetapi apapun juga kebanggaan kita, janganlah menjadi hambatan atau kendala bagi kita untuk mengenal Kristus. Sebab Kristus lebih mulia dari segala-galanya. Kita semestinya mempunyai kerinduan seperti halnya Paulus, untuk terus menerus mengenal Kristus.
Amin.
– JD –