Ringkasan Kotbah

Keluarga Yang Mengasihi Allah
Ulangan 6:4-9

Oleh: Pdt. Sandi Nugroho

Konteks kitab Ulangan adalah pesan Musa kepada generasi kedua. Generasi kedua adalah mereka lahir dan besar pada perjalanan selama 40 tahun pengembaraan. Generasi kedua—bahkan sudah hadir generasi ketiga—akan masuk ke tanah perjanjian. Dan mereka tinggal melangkah dan menyeberang via sungai Yordan. Konsern Musa adalah untuk mengingatkan, menegaskan dan menanamkan prinsip utama agar mereka tetap kuat, tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri selama mereka tinggal di tanah perjanjian. Konsern Musa ini menyingkapkan sisi lengkap dari tanah perjanjian yaitu tanah pengharapan sekaligus tanah penuh tantangan/godaan.



Bagian Ulangan 6:4-9 menyatakan prinsip utama kehidupan bangsa Israel. Prinsip ini dijabarkan melalui 3 sub prinsip:
1.    Menundukan seluruh hidup
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

Shema bukan sekedar berarti memperhatikan dengan hormat, tapi sebenarnya menunjuk pada sikap yang lebih mendasar yaitu menundukkan diri. Tuhan memerintahkan bangsa ini untuk menundukan segenap hidup mereka. Penundukan diri adalah awal dari tindakan mengasihi. Ini penundukan kepada satu-satunya TUHAN yang hidup, di tengah-tengah banyak keyakinan dan penyembahan berhala di tanah perjanjian.

Jika sebagai orang tua engkau tidak mendengarkan Tuhan, keturunanmu akan melihatnya dan mereka tidak akan mendengarkan engkau.

2.    Mengikat segenap hati
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Aheb diterjemahkan dengan “kasihilah” sebenarnya berarti sebuah tindakan aktif untuk mengikatkan diri secara rela. Ini pemahaman sesungguhnya dari kasih. Jika kita mengasihi seseorang maka kita akan bersedia dengan rela mengikatkan diri kepada seseorang tersebut. Ayat ini menegaskan pada bangsa Israel dan kita saat ini supaya kita bukan hanya dekat pada Allah tapi terikat kepada Allah.

3.    Menghidupi di setiap langkah
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Inti sari dari ayat-ayat ini adalah bagaimana komitmen ini dilakukan dalam kehidupan tiap hari. Bukan hanya diajarkan, tapi juga dihidupi dan diteladankan serta diwariskan.


Kesimpulan
Berdasarkan pesan Musa ini maka sebagai keluarga yang mengasihi Allah kita perlu mengawali dengan penundukkan diri, kesediaan untuk mengikatkan hati seutuhnya dan menghidupi dalam setiap langkah kehidupan kita.

=SN=

Menu Utama

Sedang Online

We have 84 guests and no members online