Ringkasan Kotbah

Tema : “Hidup Berpusat Pada Firman”
2 Timotius 3:16-17
Oleh: Bpk. Joy Manik

Hidup berpusat pada Firman adalah hidup yang menjadikan Kitab Suci sebagai satusatunya fondasi dan juga otoritas tertinggi dalam pribadi orang percaya. Namun dalam kenyataannya memang kita kemudian bisa bersama-sama dengan Firman tanpa menjadi satu dengan Firman tersebut.



Apa saja yang kemudian menjadi faktor krusial mengenai hal tersebut?
1. Hidup yang terpusat kepada manusia (3:1-4).
Dalam kitab ini Paulus sempat mengingatkan akan hari-hari di akhir jaman yang semakin bengkok. Manusia kemudian mencintai dirinya sendiri dan menomer satukan manusia itu. Ini menjadi faktor yang membuat manusia kemudian tidak lagi berpusat pada Firman. Manusia ingin hidup ‘semau gue’ tanpa kemudian memperdulikan Tuhan

2. Hidup yang hanya ‘beragama’ (3:5-7).
Manusia juga kemudian hanya melakukan tindakan keagamaan sebagai sebuah pelampiasan nilai-nilai hati nurani yang menjadikan diri mereka hidup dalam tuntutan agama. Hal ini kemudian membuat manusia bisa membaca dan menggunakan Firman tetapi ‘memungkiri kekuatannya’.

3. Hidup tanpa ingin menderita (3:11-12).
Ini adalah ciri khas dari jaman post modern. Jaman ini menuntut manusia untuk selalu mencari hidup yang nyaman. Kenyamanan itu terekspresi ketika manusia mencari yang mudah, cepat dan menguntungkan. Umat percaya khususnya juga kemudian terbuai dengan arus jaman ini dan menjerumuskan mereka kedalam zona nyaman yang disadari atau tidak juga berimbas pada kehidupan spiritual mereka.

2 Tim 3:15-16 menjadi sorotan utama renungan kita. Di ayat 16 Paulus menengaskan bahwa seluruh Kitab Suci merupakan proses ‘pengilhaman’ dari Allah. Kata ‘pengilhaman’ ini menjadi penting karena kata ini menjelaskan bahwa Kitab Suci merupakan isi hati Allah yang juga dimaknai sebagai ungkapan penyataan diri Allah kepada orang percaya. Maka sudah tak terbantahkan lagi jika sebagai orang percaya kita berpusat pada Firman, karena pada saat yang sama kita sedang men-Tuhan-kan Kristus dalam hidup kita.

Tidak hanya itu di ay. 15, Paulus menggunakan kata ‘mengenal’ Kitab suci. Kata mengenal diambil dari kata ‘eido’ yang berarti mengetahui dan menghayati. Maka dalam kaitan ini kita pun perlu merenungkan bahwa kata ini adalah satu bagian ungkapan Paulus dalam konteks kehidupan Timotius. Yesus sendiri pernah menggunakan kata ‘mengenal atau mengetahui’ dalam kaitannya dengan Firman Tuhan. Di dalam Yoh 8:31-32, Yesus berkata .”jika engkau tinggal di dalam FirmanKu maka engkau adalah muridKu dan engkau akan mengetahui kebenaran dan kebenaran akan memerdekakan kamu”. Yesus menggunakan kata ‘mengetahui’ dengan kata ‘ginosko’, dan yang menarik kata ini ditulis dalam kata kerja bentuk middle, yaitu kata kerja yang dikerjakan subjek yang langsung mengenai dirinya sendiri. Dan kata ‘memerdekakan’ dipakai kata kerja aktif. Ini membuktikan bahwa hidup yang berpusat dalam Firman tidak hanya mengenal dan menghayati, tetapi juga tinggal di dalamnya dan melakukan FirmanNya. Ini memberikan petunjuk pada kita bahwa transformasi hidup itu bersifat pasif (Allah yang mengerjakan secara aktif) dan dimulai dengan hidup berpusat dalam Firman. Jadi marilah kita mulai saat ini mengambil keputusan untuk hidup berpusat dalam Firman Tuhan dan tinggal di dalamNya.

=JM=

 

Menu Utama

Sedang Online

We have 18 guests and no members online