Tema: “Kepercayaan Yang Pasif”
Markus 7:1-15
Oleh: Pdt. Hendri Ongkowijoyo
Yang Tuhan mau bukan sekedar kita tidak sama dengan orang Farisi, tetapi supaya kita lebih baik dari mereka. Berbeda tidak tentu lebih baik: orang yang tidak pernah jatuh dari sepeda belum tentu lebih baik dari yang pernah jatuh. Kalau saya tidak pernah jatuh dari sepeda maka saya memang berbeda dari mereka yang pernah jatuh, tetapi belum tentu lebih baik karena bisa jadi saya belum pernah belajar menaiki sepeda.
Untuk bisa mengetahui apakah saya lebih baik dari orang Farisi, dan bukan sekedar berbeda, saya perlu tahu mengapa mereka mengembangkan begitu banyak peraturan seperti yang kita baca di pasal ini. Jawabannya bukan karena alasan higienis, tetapi karena mereka menjaga diri dari kenajisan. Tetapi mengapa orang Farisi begitu takut menjadi najis? Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa mereka adalah umat Allah yang dikhususkan dari segala bangsa di muka bumi ini. Kesadaran bahwa mereka kudus bagi Tuhan mendorong mereka menjaga diri supaya apa yang sudah dikhususkan bagi Tuhan jangan sampai menjadi tercemar.
Pertanyaannya, apakah hal ini hanya berlaku di dalam PL, ataukah juga di dalam PB. 1 Ptr. 2:9 menunjukkan bahwa seperti halnya Israel PL, Gereja, sebagai Israel PB, juga telah dikuduskan untuk menjadi umat pilihan Tuhan. Sehingga pertanyaannya, sejauh mana orang Kristen hari ini menghargai status dan identitas mereka di hadapan Tuhan. Cara orang Farisi untuk menyatakan kesadaran mereka sebagai umat pilihan memang salah, tetapi kesadaran mereka tidaklah salah. Justru masalah hari ini adalah orang Kristen seringkali kurang menghargai siapa mereka di hadapan Tuhan. Mereka tidak memiliki kepedulian semendetil orang Farisi bukan karena kerohanian mereka telah dewasa atau iman mereka telah matang, tetapi semata-mata karena mereka pada hakekatnya acuh tak acuh terhadap iman mereka.
Dalam hal ini kita perlu belajar dari orang Farisi. Dan baru setelah itu kita bisa memikirkan bagaimana kita bisa menjadi lebih baik dari mereka. Setelah kita menyadari status dan identitas kita di hadapan Tuhan, kita perlu memikirkan bagaimana kita bisa menghidupi atau mengekspresikan identitas kita itu dengan cara yang lebih benar ketimbang orang Farisi. Untuk ini kita perlu menyadari bahwa pokok kritikan Tuhan Yesus kepada orang Farisi terletak di dalam bagaimana mereka menempatkan tradisi dan adat istiadat mereka.
Yesus menyebut orang Farisi munafik, karena di satu pihak mereka begitu mengatas namakan Tuhan tetapi pada pihak yang lain, mereka menempatkan adat istiadat mereka di atas Firman Tuhan. Tetapi bukankah seringkali kita juga demikian. Kita memang tidak akan menempatkan tradisi Yahudi di atas Firman Tuhan, tetapi bukankah kita seringkali menempatkan tradisi Tionghoa, Jawa, Batak, di atas kebenaran Firman Tuhan? Dan jikalau benar demikian, bukankah itu berarti kita begitu serupa dengan orang Farisi?
Bukan berarti semua adat istiadat salah dan harus ditinggalkan. Tetapi yang terpenting adalah apa yang kita jadikan sebagai pagar. Orang Farisi membuat adat istiadatnya sebagai pagar bagi perintah Allah, bukan di dalam pengertian untuk menjagai perintah Allah tetapi justru untuk membatasi. Jikalau perintah Allah bertentangan dengan tradisi mereka, maka perintah Allah itulah yang harus menyingkir, bukan sebaliknya. Itu berarti jikalau kita mau berbeda dari orang Farisi maka bukan berarti kita harus meniadakan adat istiadat kita, tetapi meletakkan adat istiadat di dalam pengaturan Firman Tuhan. Sebagai orang percaya, Firman Tuhan haruslah menjadi standar kita yang tertinggi.
Terakhir, janganlah kita memiliki kepercayaan yang pasif. Kepercayaan yang pasif bukan berarti kepercayaan yang tidak melakukan apa-apa, tetapi kepercayaan yang begitu saja dikemudikan oleh adat istiadat. Sebaliknya, kepercayaan yang aktif adalah kepercayaan yang dengan aktif mau memahami Firman Tuhan, dan memakainya sebagai pengarah bagi kehidupan kita dan bagi adat-istiadat yang kita miliki. Kiranya Tuhan memimpin kita menjadi orang Kristen yang menyadari identitas kita di hadapan Tuhan dan menjadi orang Kristen dengan kepercayaan yang aktif.
=HO=