Tema: “Terangmu Akan Terbit Dalam Gelap”
Yesaya 58 : 9–14
Oleh: Pdt. Sugeng Daryadi
Agama ada supaya manusia hidup dalam terang Tuhan sehingga nama Tuhan di permuliakan. Roh/jiwa agama yang benar adalah cinta kasih, karena itu ketika agama kehilangan rohnya maka yang terjadi adalah kegelapan dan agama dilakukan hanya sekedar formalitas, ibarat tubuh tanpa jiwa hanya bentuk tanpa isi alias mati dan menakutkan. Agama yang kelihatannya terang tapi sebenarnya hidup dalam genap.
Itulah yang kita saksikan dalam kehidupan beragama umat Israel pada zaman Nabi Yesaya (Yesaya 58). Setiap hari mereka mencari Tuhan dan suka mengenal jalan Tuhan bahkan sambil berpuasa (ayat 2) tetapi mereka menginjak–injak hukum sabat Tuhan (ayat 13). Hukum Sabat Tuhan adalah hukum untuk memuliakan Tuhan dengan cara hidup dalam kasih yaitu mengasihi Allah dan sesama. Mereka menginjak – injak hukum Sabat Tuhan dengan menindas buruh–buruhnya (ayat 3), berbantah dan berkelahi (ayat 4), tiadak peduli pada orang–orang miskin yang teraniaya (ayat 6–7), suka menghakimi dan memfitnah sesama (ayat 9).
Jadi mereka beragama tetapi tidak memiliki kasih kepada sesame. Karena itu Tuhan tidak bersedia mendengarkan doa–doa mereka.
Hidup keagamaan yang formalistic seperti ini mirip dengan kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Indonesia dikenal sebagai bangsa religius/beragama, KTPnya semua beragama, tempat ibadah ada dimana–mana, hari raya agama marak dirayakan, pidato–pidato pejabat sarat dengan pesan–pesan moral sosial. Tetapi kehidupan sehari–hari sangat kontras. Ketidak adilan sosial, perkelahian, penindasan dan korupsi terjadi setiap hari. Beragama tetapi hidup dalam kegelapan.
Ditengah konteks kehidupan bangsa seperti inilah GKI bersama dengan gereja–gereja lain di tempatkan. Tema kita adalah “TerangMu akan terbit dalam gelap”. Gereja adalah umat yang telah menerima terang Kristus, karena itu jauhkanlah kegelapan dan terbitkan terang itu dengan menumbuhkan sikap belarasa kepada sesame yang menderita dan jauhkan perilaku amoralyang bertentangan dengan kehendak Tuhan, perilaku yang menginjak–injak hukum sabat Tuhan. Selamat ulang tahun. Imanuel.
- SD -