Ringkasan Kotbah

Tema: “Manifestasi Persekutuan Dengan Allah
1 Yohanes 2:3-6
Oleh: Pdt. Johannes Dharmawan

Seringkali kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan dari relasi dengan orang-orang tertentu membuat kita merasa tidak  perlu mempunyai persekutuan yang erat dengan Tuhan. Padalah relasi yang erat dengan Tuhan, justru memberikan berkat-berkat yang jauh lebih berarti, lebih indah, lebih mulia daripada sekedar berkat-berkat jasmani dan materi. Rasul Yohanes, dalam suratnya yang pertama, mengungkapkan manifestasi persekutuan dengan Tuhan, yaitu:

 


Pertama. Persekutuan dengan Allah, membawa kita semakin mengenal Allah (ayat 3-5).
Dari kata aslinya, mengenal Allah bukan berarti mengenal tentang Allah atau mengenal Allah secara pengetahuan (teori), melainkan mempunyai pengalaman secara pribadi dengan Allah. Atau dengan kata lain, persekutuan yang sangat mendalam dengan Allah sehingga dikatakan oleh rasul Yohanes dengan istilah “ada di dalam Dia” (ayat 5). Mengenal Allah yang demikian itu diwujud nyatakan dengan tindakan menuruti perintah-perintahNya (ayat 3). Rasul Yohanes menegaskan, kalau seseorang mengatakan bahwa ia mengenal Allah, tandanya dia menuruti perintah-perintah Allah. Kalau tidak, orang itu adalah pendusta. Sebab menuruti perintah-perintahNya merupakan konsekuensi logis dari mengenal Allah.

Mengenal Allah bukan ditandai dengan banyak kemudahan yang akan kita peroleh, bukan pula kesulitan dan pergumulan hidup kita menjadi sirna. Bukan pula penderitaan dan sakit penyakit menjadi hilang, melainkan kekuatan yang memampukan kita untuk dapat menuruti perintah-perintahNya.

Kedua. Persekutuan dengan Allah, mendorong kita untuk hidup sama seperti Kristus (ayat 6)
Istilah “ada di dalam Dia”, berarti mempunyai persekutuan yang sangat erat (mendalam) dengan Allah. Orang yang demikian, wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Kata wajib artinya harus atau mau tidak mau.  Hidup sama seperti Kristus berarti menjadi serupa dengan Kristus. Kristus menjadi teladan atau patrun kita. Sehingga orang melihat hidup kita, melihat Kristus di dalam kita, ibarat “Like Father, Like Son”.

Sejak kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita adalah anak-anak Tuhan. Kita pun mengaku bahwa kita adalah anak-anak Tuhan, tetapi apakah kita ini hidup serupa dengan Tuhan (Like Father Like Son)? Atau justru sebaliknya? Hanya di dalam persekutuan yang erat dengan Allah akan menolong kita berproses menjadi hidup serupa dengan Kristus. Amin.



- JD -

Menu Utama

Sedang Online

We have 34 guests and no members online