Tema: “MengenalMU”
Roma 5:1-5
Oleh: Bpk. Ferry S. Kansil
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus (Roma 1:1) di kota Korintus, sekitar tahun 54-55 Masehi, pada perjalanan misinya yang ketiga dan ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tinggal di Roma. Jemaat di kota Roma mengalami penderitaan yang sangat berat karena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Kepada Jemaat Kristen yang menderita di Roma, Paulus menjelaskan tentang Pembenaran di dalam Tuhan Yesus Kristus dan Akibat dari pembenaran itu dalam hidup orang percaya.
1. Pembenaran karena Iman
Setiap orang yang berdosa, yang memberontak dan menjadi musuh Allah, namun ketika ia beriman pada Yesus Kristus, ia dibenarkan oleh Allah, dosanya diampuni dan ia diperdamaikan dengan Allah. Dibenarkan oleh Allah, berarti bahwa Allah, meskipun kita telah berbuat salah, masih mengasihi kita, dan masih memperlakukan kita seolah-olah yang kita lakukan hanyalah yang benar saja. Allah bukan hanya mengampuni, tetapi juga memberikan damai kepada orang yang Dia benarkan.
Ini menjelaskan kebenaran seperti yang telah Tuhan Yesus ajarkan melalui ‘perumpamaan tentang anak yang hilang’. Sewaktu si anak pulang, diterimanya kembali anak itu, bukan seperti pelayan, melainkan masih seperti anaknya sendiri. Itulah Allah Bapa kita.
2. Pembenaran oleh karena Tuhan Yesus Kristus
Dalam ayat 2a, “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.” Ayat ini mengajarkan bahwa Kristus yang menjadi jalan masuk agar kita beroleh anugerah Allah yang menebus dan menyelamatkan kita dari dosa. Kata “jalan masuk” dalam terjemahan KJV: access dan dalam bahasa aslinya prosagōgē yang berarti admission (hak atau izin masuk; pengakuan). Melalui Kristus, kita diakui sebagai anak-anak Allah, kita mendapatkan ijin masuk ke dalam anugerah Allah dan tentunya damai sejahtera sejati. Tanpa Kristus, tak mungkin ada jalan masuk kepada anugerah dan damai sejahtera dari Allah, tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa (Yohanes 14:6). Itulah Yesus Kristus Tuhan kita.
3. Akibat Pembenaran
Kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Akar kata “bermegah” adalah “bicara dengan kebanggaan”. Kebanggaan atas apa yang telah Tuhan kerjakan bagi mereka (lihat Yeremia 9:23-24). Dan akan mendapat kemuliaan yang jauh melebihi penderitaan yang mereka alami sekarang ini (Roma 8:18).
Bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Kita dikaruniakan bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29). Penderitaan di dalam Kristus menimbulkan ketekunan dan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. “Tahan uji’ (Yunani: δοκιμή, dokime) yang artinya secara harafiah: ‘persetujuan, menyetujui, disetujui’. Ketekunan (endurance: ketahanan) membawa persetujuan Dia, dan oleh karena hal itu disetujui oleh Dia, maka hadirlah pengharapan (kita). Allah menyetujui (seperti Ayub 1:11-12), namun persetujuan ini bukan untuk menghancurkan Ayub, sebaliknya membawa Ayub kepada suatu relasi yang lebih dalam lagi dengan Allah. Penderitaan ini membuat Ayub semakin mengenal Allah (lihat: Ayub 42:5-6) dan Ayub dimuliakan. Itu berarti, dalam jalan penderitaan di sepanjang hidup kita, yang pegang kendali atas hidup kita, bukan penderitaan kita, bukan pula masalah yang datang, melainkan Tuhan.
4. Roh Kudus dikaruniakan kepada kita
Pemberian Roh Kudus atas diri setiap orang yang percaya adalah bukti kasih Allah yang mengaruniakan keselamatan dan pemeliharaan serta Roh Kudus menjadi jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya (Efesus 1:14). Itulah Allah Roh Kudus.
Betapa pentingnya teologia pembenaran karena iman dalam Tuhan Yesus dipahami sepenuhnya oleh setiap orang percaya, karena bila orang Kristen tidak memahami ini dengan benar, kemungkinan besar orang itu masih berpikir bahwa ada keselamatan di luar Tuhan Yesus, sehingga imannya mudah goyah menghadapi ajaran-ajaran lain di luar iman Kristen dan atau ia merasa tidak perlu memberitakan Tuhan Yesus kepada orang lain, karena orang lain juga bisa selamat tanpa melalui Tuhan Yesusa atau ia masih berpikir bahwa supaya ia layak dihadapan Allah dan diselamatkan, ia melakukan sebanyak-banyaknya perbuatan baik (termasuk ibadah) agar diperkenan Allah.
Sebagai murid Yesus Kristus, kita tidak boleh hanya berhenti di konsep anugerah, tetapi terus berlanjut pada pertanggungjawaban sebagai respon kita terhadap anugerah Allah yaitu dengan hidup sesuai dengan firmanNya.
Menghadapi segala masalah dan persoalan dengan tetap percaya, bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia …” (Roma 8:28).
- FSK -