Tema: “Diriku di mataNya”
Yohanes 20:19-31
Oleh: Ev. Marojahan S. Sijabat
Kalau kita pikirkan konsep tentang penebusan baik-baik, maka sesungguhnya relasi yang ada di dalam penebusan adalah relasi antara pihak yang bersalah dan pihak yang tidak bersalah. Dalam penebusan, pihak yang bersalah tidak dapat menentukan aturan main bagi relasi yang ada. Jelas bahwa pihak yang benar adalah pihak yang otoritatif, pihak yang berkuasa, pihak yang punya kapasitas untuk menentukan aturan main. Yang paling patut diperhatikan, pihak yang benar adalah satu-satunya pihak yang sanggup melakukan tindakan pengampunan bagi pemulihan relasi itu. Lalu apa hubungan konsep penebusan ini dengan tema “Diriku di MataNya”?
1.Diriku di MataNya menyatakan bagaimana kita telah dibayar lunas.
Keselamatan adalah karya orisinal Yesus dan mutlak melalui Yesus Kristus. Bila ada mereka yang tidak mengakui keselamatan sebagai karya dan mutlak melalui Yesus, sesungguhnya mereka adalah pihak yang menghina karya Allah. Jelaslah bagi kita bahwa keselamatan mutlak melalui Yesus, karena tidak ada yang bisa menggantikan Allah untuk menyelamatkan manusia. Lalu, oleh karena pengorbananNya, kita telah dibayar lunas. Tanggungan hukuman dosa kita telah dibayar melalui salib Kristus. Yesus yang disalib adalah Allah yang menanggung dosa manusia: Ia telah menderita dan mati, untuk membayar lunas diri kita dari hukuman atas dosa. Terakhir, Yesus yang bangkit adalah Allah yang menjamin bagaimana kita telah dibayar lunas: sebagai Allah yang bangkit dan menang.
2. Diriku di mataNya menyatakan bagaimana kita terus diperhatikan dan dijaga.
Setelah diselamatkan, Allah terus memperhatikan keberadaan kita, karena Ia adalah Allah yang Immanuel. Dalam perikop Yohanes dipaparkan bagaimana Yesus menyatakan diri dan berkata “Damai sejahtera bagi kamu.” Maksud kalimat ini adalah “Aku ini. . . tenanglah”, “lihat keberadaanku, dan jadilah tenang!” Maka ketakutan, kedukaan, kegelisahan yang dialami murid-murid dan kita ketika menjalani hidup ini akan lenyap. Tuhan yang memimpin penebusan adalah Allah yang terus memperhatikan dan menjaga. Kadang kita seperti Tomas, rasa takut juga seringkali datang, membawa kita untuk mencari bukti, dan kita menjadi orang yang ragu terhadap Tuhan. Tetapi mari bersikap jujur kepada Tuhan. Karena, pada dasarnya tidak akan ada seorangpun yang dibiarkan oleh Allah. Keraguan yang dijawab oleh Tuhan akan muncul ungkapan iman: “Ya Allahku, ya Tuhanku.”
3. Diriku di mataNya menyatakan bagaimana kita diteguhkan dan diutus.
Yesus berkata: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Kita yang mengalami kebangkitan Kristus adalah bukti dari kebangkitan itu sendiri. Pengutusan Yesus adalah pengutusan kita ke dalam dunia ini. Kita harus makin menyerupai Kristus dalam kepatuhan kepada Bapa, mengasihi secara sempurna kepada Bapa. Tuhan telah membayar kita dengan lunas, dan memperhatikan serta menjaga kita, maka mari kita pergi untuk memberitakan kasih dan karya keselamatan yang dikerjakanNya.