Ringkasan Kotbah

PASKAH
Tema: “Hanya Ada Kain Kapan
Kisah Para Rasul 24:1-12
Oleh: Pdt. Johannes Dharmawan

Apa benar Kristus itu bangkit dari kematian? Apa buktinya? Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya Kristus tidak bangkit, tetapi mayatnya dicuri orang, lalu diberitakan bahwa Dia bangkit. Sebenarnya ada cukup banyak bukti bahwa Kristus sungguhsungguh bangkit dari kematian.

Salah satu buktinya adalah adanya kain kafan yang terletak di tanah dalam kubur Tuhan Yesus. Di ayat 12, dikatakan Petrus melihat kain kafan itu, dan di Yohanes 20:6-7, secara detail dikatakan kain kafan itu masih utuh. Jika ada yang mencuri mayat Kristus, tentunya kain kafan itu tidak akan utuh lagi. Tetapi kain kafan itu masih tertata dengan rapi. Hanya di dalamnya sudah tidak ada tubuh Kristus. Ini berarti Dia sudah bangkit.

Di Gereja Katedral Yohanes Pembaptis di Torino, Italia, disimpan sehelai kain kafan, yang dikenal sebagai kain kafan Turin. Bagian depan dan belakang menunjukkan gambar lakilaki berjenggot terbaring setelah mengalami penyiksaan. Banyak orang Kristen mempercayai bahwa itu adalah wajah Tuhan Yesus. Akan tetapi, dari penyelidikan terakhir, dikatakan bahwa kain kafan Turin itu palsu. Tetapi iman kita bukan berdasarkan pada kain kafan itu. Iman kita tetap tak tergoyahkan sekalipun dikatakan bahwa kain kafan Turin itu palsu, sebab iman kita berdasarkan pada kebangkitan Kristus itu sendiri. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit, iman kita adalah sia-sia. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit, percuma kita menjadi orang Kristen. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit, apa gunanya kita berdoa, sebab Tuhan yang mati tak mungkin mendengar doa kita.

Namun syukur, yang benar Tuhan Yesus sudah bangkit! Kebangkitan Kristus adalah keunikan kekristenan dibandingkan dengan agama-agama lain. Semua pemuka agama di dunia ini telah wafat dan kuburnya masih ada, mungkin juga tulang-tulangnya masih ada. Tetapi Tuhan Yesus, kuburnya telah kosong, hanya ada kain kafan. Tetapi apa makna kebangkitanNya bagi kita?

1. Kebangkitan Kristus berarti maut sudah dikalahkan
Betapa kayanya seseorang, betapa kuatnya fisik seseorang dan betapa pandainya seseorang, tetap tidak berdaya ketika menghadapi maut atau kematian. Maut merupakan musuh manusia yang paling menakutkan. Tetapi, Tuhan Yesus sudah mengalahkannya.
Kematian dikalahkan bukan berarti dilenyapkan. Kita masih tetap akan menghadapi kematian, tetapi sekarang kita tidak usah cemas dan takut berkelebihan. Sebab Paskah berkaitan dengan kuasa Allah yang telah membangkitkan orang yang sudah mati. Paskah sesungguhnya merupakan peristiwa robohnya tembok kematian yang memisahkan kehidupan kekal yang disediakan Allah bagi manusia. Dengan kata lain, Paskah mengubah kematian menjadi pintu gerbang menuju kemuliaan kekal. Sehingga, dengan Paskah kita dapat berkata seperti Paulus di 1 Korintus 15:54b-57:
Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.

Di lain pihak, tidak takut mati bukan berarti mencintai kematian dan membenci kehidupan. Sebab Paskah telah membuat kuasa maut dan kematian bukan lagi sebagai sesuatu yang membinasakan dan tanpa pengharapan, melainkan dengan Paskah tersedialah pengharapan dan jaminan keselamatan yang pasti.

2. Paskah berarti kita memiliki Tuhan yang hidup
Berita kebangkitan Tuhan Yesus mengubah hati para murid, dari sedih dan kecewa sekarang diubahnya menjadi sukacita dan segera pergi memberitakan berita kebangitan Kristus kepada orang lain. Mereka yang tadinya tidak mempunyai gairah hidup, tidak ada pengharapan, sekarang mereka memiliki pengharapan baru, mereka miliki semangat hidup yang baru sebab Tuhan mereka adalah Tuhan yang hidup, yang tidak tinggal diam membujur kaku dan dingin dalam kubur. Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup! Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus mengubah hidup mereka!

Hidup kita pun akan berubah! asal kita percaya bahwa Kristus sudah bangkit, sebab tanpa percaya mana mungkin kuasa kebangkitan Kristus kita alami. Percaya di sini bukan sekedar percaya yang hanya diucapkan melalui bibir, melainkan percaya yang mempunyai arti menerima dan membuka diri. Percaya yang berarti membiarkan kuasa kebangkitan Kristus menguasai kita, maka Ia akan mengubah kita. Ia mengubah kita menjadi ciptaan yang baru yang terus menerus diperbaharui oleh kuasa kebangkitanNya untuk menjadi serupa dengan Dia. Percaya kepada
kebangkitan Kristus, berarti kita akan memiliki kekuatan yang baru, semangat yang baru, sukacita yang baru, harapan yang baru, sekalipun masih harus menghadapi pergumulan berat dan kesulitan hidup ini.

Selamat Paskah. Amin.

- JD –

Menu Utama

Sedang Online

We have 133 guests and no members online