"Memanggil Nama Tuhan”
Kejadian 12:1-9
Oleh: Pdt. Johannes Dharmawan
Tema “Memanggil nama Tuhan” bukan dimaksudkan agar kita selalu memanggil (menyebut) nama Tuhan. Tetapi bagaimana kita memanggil namaNya dengan benar. Mungkin orang secara tidak sengaja memanggil nama Tuhan dengan asbun tanpa makna apa-apa sehingga bisa jatuh ke dalam pelanggaran hukum ke 3 “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”
Tema ini diangkat dari Kejadian 12:8 “… lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama Tuhan”. Abram bukan saja mengetahui siapakah nama Tuhan, yaitu Yahweh, Pencipta alam semesta ini tetapi ia juga mengenalNya dengan baik.
Memang sebelum Abram mengenal Tuhan, dia adalah seorang penyembah berhala. Dia tinggal di kota Ur, di tengah-tengah bangsa yang juga tidak mengenal Tuhan. Namun sejak Allah berfirman kepada Abraham (Kejadian 12:1) dan Abram mentaatinya. Ia meninggalkan tempat tinggalnya menuju ke tempat yang ia sendiri tidak tahu, namun ia berjalan bersama Tuhan yang memanggilnya itu. Kebersamaan dengan Tuhan inilah yang membawa Abram semakin mengenal Tuhan, sehingga ketika tiba di dekat kota Betel dan Ai, Abram memanggil nama Tuhan.
Abram memanggil nama Tuhan, setelah Tuhan memanggil namanya. Panggilan Tuhan kepada Abram, membawanya semakin kenal Tuhan. Pengenalan Abram kepada Tuhan menjadi tidak samar-samar, melainkan semakin mendalam karena ia selalu bersama-sama dengan Tuhan dan perjalanan hidupnya. Semakin erat relasi kita dengan Tuhan, semakin dalam kita mengenal Dia. Mengenal Tuhan adalah proses seumur hidup kita. Ibarat pernikahan, suami istri semakin mengenal satu sama lain dengan selalu menjalin relasi dari hari ke hari. Relasi putus atau mandeg, maka berhenti pulalah proses pengenalan itu.
Kita hampir selalu memanggil nama Tuhan, terlebih bila kita sedang dalam keadaan yang sulit atau dalam keadaan sakit. Namun apa artinya, bila kita tidak mempunyai relasi yang erat dengan Tuhan? Yang Tuhan ingin bukan betapa seringnya kita menyebut namaNya, juga bukan betapa nyaringnya kita menyebut namaNya tetapi relasi yang erat denganNya.
Memanggil nama Tuhan berarti juga menyembah Tuhan. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari, ayat ini (Kejadian 12:8) ditulis, “ia mendirikan mezbah dan menyembah Tuhan”. Menyembah Tuhan, dimungkinkan bila beriman kepada Tuhan. Pada awalnya, Abram bukan seorang yang beriman, tetapi Tuhan mengaruniakan iman kepadanya sehingga sekarang Abram menjadi orang beriman. Iman Abram bukan sekedar teori, tetapi iman Abram dinyatakan dalam sikap hidupnya, yaitu ketaatan total kepada Allah. Demi ketaatannya terhadap Tuhan, Abram berani meninggalkan zona nyamannya dan beralih ke zona penuh tantangan. Justru dengan tindakan iman yang demikian ini membawa Abram semakin mengenal dan dekat dengan Tuhan. Amin.
– JD –