“Mengenal Yang Benar”
1 Yohanes 1:1-5; 5:20
Oleh: Pdt. Peterus Pamudji
INTRODUKSI
Penulis surat Yohanes dan Injil Yohanes adalah rasul Yohanes, salah seorang dari 12 murid Tuhan Yesus. Dia adalah seorang murid yang hidup paling lama di antara semua murid Tuhan Yesus tersebut. Ia sempat menghadapi berbagai gerakan dan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Tuhan Yesus.
Alasan penulisan surat Yohanes adalah merespons ajaran Gnosticisme yang menyangkal inkarnasi Kristus dengan argumentasi dualisme yang mempertentangkan roh dan materi karena roh itu suci sedangkan materi itu najis. Jadi Logos mengambil rupa manusia/jasmani yang najis itu tidak bisa terjadi. Yohanes merespons dengan menyatakan bahwa ia dan rasul-rasul yang lain telah berjumpa dengan Sang Firman yang hidup yang telah datang menjadi manusia itu. Ia telah mendengar, melihat dan meraba dan sekarang ia bersaksi tentang Firman Tuhan/Logos yang telah menjadi manusia itu. Jadi dia kenal Sang Logos itu secara pribadi.
ISI
I. Yohanes “mengenal secara intelektual karena sudah mendengar dan mengerti nubuat-nubuat tentang Sang Kristus yang dinyatakan oleh para hamba Allah (1 Yohanes 1:1-2).
II. Lebih-lebih Yohanes juga “mengenal” Sang Kristus secara relasional-persekutuan = hubungan, karena ia mempunyai hubungan yang intim dengan Sang Kristus dan Sang Bapa (1 Yohanes 1:3).
III. Siapa “yang benar” itu? Jelas-jelas dari Yohanes 17:3 dan Yohanes 14:6 kita mengetahui bahwa yang dimaksud dengan “Yang Benar” bahkan satu-satunya Yang Benar adalah Sang Bapa dan Yesus Kristus yang diutus oleh Sang Bapa.
IV. Mengenal Yang Benar itu adalah hidup yang kekal (Yohanes 17:3). Dan satu-satunya jalan untuk beroleh hidup yang kekal adalah Yesus Kristus yang adalah “Yang Benar” itu sendiri, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14:6; 1 Yohanes 5:20)
V. Hidup yang kekal adalah:
A. Hidup di dalam kebenaran (II Timotius 3:14-17)
B. Hidup selama-lamanya di Surga (Yohanes 14:1-3)
KESIMPULAN
Awal dari mengenal “Yang Benar” adalah menerima Dia-percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16; 1:12). Sejak saat itu kita mulai menjadi anak-anak-Nya dan bisa berhubungan dengan intim melalui Roh Kudus yang menuntun kita di dalam Firman dan Doa, agar hubungan/persekutuan kita dengan Dia semakin hari semakin intim dan mendalam dan kita dimampukan menjadi anak-anak-Nya yang berkenan kepada-Nya.
- PP -