Ringkasan Kotbah

Tema : “Jangan Memfitnah Orang
Yakobus 4:11-12
Oleh: Pdt. Didik Tridjatmiko

Peluru dan kata-kata mempunyai sifat yang sama. Jika sudah ditembakkan maka keduanya tidak dapat ditarik kembali. Jika kata-kata sudah dilontarkan maka pasti membawa dampak. Kata-kata yang menguatkan, memberkati, mendukung, meneguhkan membawa dampak yang positif, sebaliknya kata-kata kotor, menghakimi, menuduh, apalagi fitnah, pasti membawa dampak yang mengkerdilkan dan bahkan membunuh kehidupan.

Dalam peristiwa politik tahun 1965, ada banyak orang yang dirusak kehidupannya akibat korban fitnah. Mereka yang sesungguhnya tidak pernah terlibat organisasi politik apapun, hanya karena sentimen pribadi, difitnah sebagai anggota partai terlarang, dan karenannya hidupnya diburu dan dihabisi. Mereka yang tidak mati secara fisik akibat fitnah, mengalami kehidupan yang serba sulit, bahkan sampai anak cucu dan cicit mereka. Anda lihat! Fitnah itu tidak dapat dihentikan. Bagai peluru tajam yang mematikan ia menembus zaman dan melukai generasi demi generasi.

Itulah sebabnya Allah membenci pemfitnah. Yakobus 4: 11-12 menyebut pemfitnah sebagai orang yang mengambil alih posisi Allah sebagai pembuat hukum dan hakim atas hukum. Artinya yang suka menempatkan diri di atas hukum dan menghakimi seenak sendiri. Rasul Paulus dalam surat Roma 1:18 & 30, menempatkan pemfitnah sebagai orang yang tidak mengenal Allah dan tidak membutuhkan Allah. Ia disamakan dengan pembenci Allah yang kepandaiannya berbuat kejahatan. Mazmur 140:12, mengatakan: "Pemfitnah tidak akan diam tetap di bumi; orang yang melakukan kekerasan akan diburu oleh malapetaka." Allah tidak toleran sedikitpun terhadap pemfitnah.

Fitnah memang merusak kehidupan dan dibenci Allah. Namun mengapa masih banyak orang yang menghidupinya? Penulis Amsal mengataan: "Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati."(Amsal 18:8). Apa yang dimaksud dengan sedap-sedapan oleh kitab Amsal tsb? Sensasi egoistis. Seperti halnya bumbu masak yang membuat makanan terasa sensasional rasanya, namun merusak kesehatan. Itulah cara iblis menjerat kita: Ia menyajikan yang kelihatannya sedap. Ingat kitab Kejadian 3:6 mencatat bahwa Hawa jatuh dalam dosa setelah melihat buah terlarang sebagai buah yang terlihat menarik dan sedap. Itulah perangkap iblis.

Bagaimana agar terbebas dari perangkap fitnah? Tuhan Yesus berkata: "Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat (Matius 12:35). Penentunya adalah apa yang kita simpan dalam perbendaharaan hati dan pikiran kita. Karena itulah rasul Paulus mengingatkan : "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:8. Nah sekarang periksalah bejana hati dan pikiran anda: dengan apakah anda mengisinya? Amin.

=DT=

Menu Utama

Sedang Online

We have 51 guests and no members online