Ringkasan Kotbah

Tema: “Yang Kuat Menanggung Yang Lemah
Roma 15:1-7
Oleh: Pdt. Nathanael Channing

Tema yang akan kita renungkan bersama adalah Yang Kuat Menanggung Yang Lemah. Roma 15:1-7. Ayat ini ada dalam konteks, surat penggembalaan Paulus kepada Jemaat di Roma.
Nats yang kita renungkan ayat pertama, "Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.

Jemaat Roma didirikan oleh orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, pada waktu mereka menghadiri peristiwa Pentakosta di Yerusalem. Di sini Paulus memberikan dasar-dasar kehidupan iman Kristen dan kehidupan bergereja.

Surat Roma secara umum dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu pasal 1-11 Paulus membahas tentang dasar-dasar iman Kristen, sedangkan pasal 12-16 mengenai kehidupan orang-orang Kristen yang sudah diselamatkan oleh Kristus.

Dalam pasal 1-11 Paulus mengungkapkan dengan jelas dasar-dasar iman Kristen. Paulus memulai dengan doktrin manusia, siapa manusia itu, kemudian kejatuhan manusia ke dalam dosa, upah dosa ialah maut, dan manusia yang berdosa tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan cara apapun, selain anugerah Allah. Paulus membahas doktrin keselamatan, doktrin Allah, doktrin Kristus, doktrin Roh Kudus dan doktrin keselamatan dengan jaminan yang pasti.

Pasal selanjutnya sampai pasal 16, tentang hal-hal yang praktis, aplikasi dari kehidupan seseorang setelah diselamatkan. Bagaimana dia menjalani hidupnya sebagai orang percaya. Paulus memulai dengan persembahan hidup yang kudus, dilanjutkan dengan relasinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kehidupan yang tidak saling menghakimi, tidak jadi batu sandungan, dan saling menopang, yang kuat menolong yang lemah. Dan semuanya untuk kemuliaan Tuhan saja.

Yang kuat menanggung yang lemah, mengapa demikian, apa dasarnya? Paulus menyatakan dengan tegas dan lugas, itu semua karena kasih Kristus yang sudah menyelamatkan kita. Contoh konkrit melalui kehidupan

Tuhan Yesus, dengan segala penderitaan-Nya, Dia telah mengabaikan diri-Nya sendiri, bahkan menjadi seorang hamba yang taat sampai mati di atas kayu salib. Semua itu dilakukan hanya semata-mata untuk menyelamatkan kita.

Yang kuat dalam hal apa dan yang lemah juga dalam bentuk apa? Tidak lain, dalam iman, pengharapan dan kasih. Tantangan kekristenan pada waktu itu sedang dalam situasi dan kondisi yang sangat berat. Ancaman kematian karena iman, menjadi realita setiap hari. Maka kekuatan iman, pengharapan dan kasih sangat dibutuhkan bagi semua orang-orang Kristen pada waktu itu. Dalam pasal sebelumya Paulus mengungkapkan kehidupan yang seharusnya ada dalam hidup anak-anak Tuhan, yaitu bersukacitalah dengan orang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis.
Tetapi mengapa sering kali sulit terjadi?
Kalau kita mau terus belajar, mari kita memeriksa diri kita sendiri, bahwa sering kali kita lebih mudah untuk mengerti kebenaran Firman Tuhan dalam hidup kita. Namun ironisnya, yang kita tahu itu tidak kita lakukan dalam realita hidup sehari-hari. Mengapa? Karena hati kita yang sebenarnya belum "bertobat". Intervensi ego dan hidup lama masih begitu kuat dalam hidup kita, sehingga apa yang kita tahu.... Kita tidak lakukan dalam realita hidp kita setiap hari.

Paulus mengingatkan bahwa semua orang yang sudah diselamatkan oleh TUHAN, maka seluruh hidupnya, hati, pikiran dan tingkah laku, harus berjalan dengan Firman Tuhan. Dengan demikian panggilan hidup kita adalah hidup bersama dengan Kristus.

Jika tidak maka hidup kita sebenarnya belum menjadi orang yang sudah diselamatkan. Tuhan Yesus menjadi pusat dalam hidup orang yang sudah percaya kepada Dia.

Dengan dasar itu, Paulus mengingatkan jemaat di Roma untuk mempunyai kehidupan yang saling menguatkan. Yang kuat menanggung beban yang lemah.

Untuk apa hal itu dilakukan oleh anak-anak Tuhan? Tidak lain untuk kebaikan bersama dan untuk membangun kehidupan jemaat. Kebaikan itu bukan dikatakan, dibahas, didiskusikan, dirancang atau direncanakan, bukan!
Kebaikan itu dilakukan, dinyatakan, dapat dilihat dan dirasakan. Dengan demikian, maka kehidupan jemaat dibangun dalam pertumbuhan rohani yang sehat. Tuhan memberkati Firman-Nya, dan mari kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka Allah sumber damai sejahtera akan menguatkan dan memberkati kehidupan kita, baik secara pribadi atau keluarga, pelayanan dan Gereja Tuhan. Amin.

- NC

Tema: “Yang Kuat Menanggung Yang Lemah”

Roma 15:1-7

Oleh: Pdt. Nathanael Channing

Tema yang akan kita renungkan bersama adalah Yang Kuat Menanggung Yang Lemah. Roma 15:1-7.

Ayat ini ada dalam konteks, surat penggembalaan Paulus kepada Jemaat di Roma.

 

Nats yang kita renungkan ayat pertama, "Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.

 

 

Jemaat Roma didirikan oleh orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, pada waktu mereka menghadiri peristiwa Pentakosta di Yerusalem. Di sini Paulus memberikan dasar-dasar kehidupan iman Kristen dan kehidupan bergereja.

 

 

 

 

 

Surat Roma secara umum dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu pasal 1-11 Paulus membahas tentang dasar-dasar iman Kristen, sedangkan pasal 12-16 mengenai kehidupan orang-orang Kristen yang sudah diselamatkan oleh Kristus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam pasal 1-11 Paulus mengungkapkan dengan jelas dasar-dasar iman Kristen. Paulus memulai dengan doktrin manusia, siapa manusia itu, kemudian kejatuhan manusia ke dalam dosa, upah dosa ialah maut, dan manusia yang berdosa tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan cara apapun, selain anugerah Allah. Paulus membahas doktrin keselamatan, doktrin Allah, doktrin Kristus, doktrin Roh Kudus dan doktrin keselamatan dengan jaminan yang pasti.

 

Pasal selanjutnya sampai pasal 16, tentang hal-hal yang praktis, aplikasi dari kehidupan seseorang setelah diselamatkan. Bagaimana dia menjalani hidupnya sebagai orang percaya. Paulus memulai dengan persembahan hidup yang kudus, dilanjutkan dengan relasinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kehidupan yang tidak saling menghakimi, tidak jadi batu sandungan, dan saling menopang, yang kuat menolong yang lemah. Dan semuanya untuk kemuliaan Tuhan saja.

 

Yang kuat menanggung yang lemah, mengapa demikian, apa dasarnya? Paulus menyatakan dengan tegas dan lugas, itu semua karena kasih Kristus yang sudah menyelamatkan kita. Contoh konkrit melalui kehidupan

 

Tuhan Yesus, dengan segala penderitaan-Nya, Dia telah mengabaikan diri-Nya sendiri, bahkan menjadi seorang hamba yang taat sampai mati di atas kayu salib. Semua itu dilakukan hanya semata-mata untuk menyelamatkan kita.

Yang kuat dalam hal apa dan yang lemah juga dalam bentuk apa? Tidak lain, dalam iman, pengharapan dan kasih. Tantangan kekristenan pada waktu itu sedang dalam situasi dan kondisi yang sangat berat. Ancaman kematian karena iman, menjadi realita setiap hari. Maka kekuatan iman, pengharapan dan kasih sangat dibutuhkan bagi semua orang-orang Kristen pada waktu itu. Dalam pasal sebelumya Paulus mengungkapkan kehidupan yang seharusnya ada dalam hidup anak-anak Tuhan, yaitu bersukacitalah dengan orang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis.

Tetapi mengapa sering kali sulit terjadi?

Kalau kita mau terus belajar, mari kita memeriksa diri kita sendiri, bahwa sering kali kita lebih mudah untuk mengerti kebenaran Firman Tuhan dalam hidup kita. Namun ironisnya, yang kita tahu itu tidak kita lakukan dalam realita hidup sehari-hari. Mengapa? Karena hati kita yang sebenarnya belum "bertobat". Intervensi ego dan hidup lama masih begitu kuat dalam hidup kita, sehingga apa yang kita tahu.... Kita tidak lakukan dalam realita hidp kita setiap hari.

 

Paulus mengingatkan bahwa semua orang yang sudah diselamatkan oleh TUHAN, maka seluruh hidupnya, hati, pikiran dan tingkah laku, harus berjalan dengan Firman Tuhan. Dengan demikian panggilan hidup kita adalah hidup bersama dengan Kristus.

Jika tidak maka hidup kita sebenarnya belum menjadi orang yang sudah diselamatkan. Tuhan Yesus menjadi pusat dalam hidup orang yang sudah percaya kepada Dia.

 

Dengan dasar itu, Paulus mengingatkan jemaat di Roma untuk mempunyai kehidupan yang saling menguatkan. Yang kuat menanggung beban yang lemah.

Untuk apa hal itu dilakukan oleh anak-anak Tuhan? Tidak lain untuk kebaikan bersama dan untuk membangun kehidupan jemaat. Kebaikan itu bukan dikatakan, dibahas, didiskusikan, dirancang atau direncanakan, bukan!

Kebaikan itu dilakukan, dinyatakan, dapat dilihat dan dirasakan. Dengan demikian, maka kehidupan jemaat dibangun dalam pertumbuhan rohani yang sehat. Tuhan memberkati Firman-Nya, dan mari kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka Allah sumber damai sejahtera akan menguatkan dan memberkati kehidupan kita, baik secara pribadi atau keluarga, pelayanan dan Gereja Tuhan. Amin.

- NC -

Menu Utama

Sedang Online

We have 104 guests and no members online